kuturing: tips fotografi

Asik Indonesia Kebagian Gerhana Matahari Total Pada 2016

KOBA - Kepala Penelitian dan Pengembangan Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).....

Robot Buatan anak Indonesia Meningkat

JAKARTA - Minat anak muda pada robot semakin meningkat, seiring dengan adanya.....

ATSI Dorong Upaya Penindakan Kejahatan Seksual di Internet

JAKARTA - Organisasi penyelenggara telekomunikasi yang tergabung di.....

100 Juta Pengguna Mengunduh WeChat di Google Play di Seluruh Dunia

JAKARTA – Setelah menjadi aplikasi sosial ternama yang tumbuh paling cepat menurut versi GlobalWebIndext.....

Hunting Silahturahmi mahasiswa photography dan photo talk medan

Terima kasih kepada teman-teman Mahasiswa photography dan Photo talk yang .....

Tampilkan postingan dengan label tips fotografi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tips fotografi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 18 Maret 2014

Memahami Mode Metering Kamera DSLR

Artikel berikut merupakan lanjutan dari artikel sebelumnya yang telah membahas tentang Apa itu metering pada kamera dslr. Menu/mode metering sendiri pada kamera dslr ada beberapa dan mempunyai fungsi yang berbeda, berikut Admin coba memberikan penjelasanya semoga bermanfaat untuk sobat semua.
1. Evaluative Metering
Mode_evaluative_matrix_metering
Mode ini di kamera Canon disebut Evaluative, sedangkan di kamera Nikon disebut Matrix dan dibeberapa kamera merk lain disebut Multi Segment. Pada mode ini kamera membagi seluruh obyek yang kita lihat di viewfinder menjadi beberapa area, selanjutnya kamera melakukan pengukuran exposure/intensitas cahaya pada tiap-tiap area tersebut. Informasi yang diperoleh dari pengukuran tersebut akan dibagi rata dengan menitik-beratkan pada keakuratan di area fokus tanpa mengabaikan area disekitar fokus yang menjadi background. Data yang telah diperoleh tersebut akan diolah di processor kamera dengan membandingkan berbagai data yang telah ditanamkan oleh produsen kamera untuk menemukan komposisi nilai exposure yang tepat.
Semakin banyak pembagian area obyek dalam viewfinder yang menjadi referensi pengukuran maka akan semakin presisi hasil perhitungannya, dan semakin kecil resiko metering kamera meleset. Karena itu pada kamera dslr pro yang harganya lebih mahal akan kita temui pembagian area viewfinder yang lebih banyak dibanding kamera dslr pemula yang harganya lebih murah.
Mode ini paling sering digunakan untuk pemotretan sehari-hari dalam situasi yang normal, maksudnya obyek tidak dalam kondisi yang ekstrem baik dari sisi intensitas cahaya antara obyek dengan sekitarnya yang menjadi background atau obyek yang bergerak cepat misalnya. Untuk kondisi tertentu yang lebih kompleks, sobat bisa mengunakan mode metering berikut ini untuk tetap mendapatkan hasil potret yang memuaskan.
2. Center Weighted Metering
Mode_centered_weighted_metering
Mode ini mengukur exposure/intensitas cahaya di titik tengah frame dan mengabaikan daerah di sekitar sudut-sudut frame. Dengan memakai mode metering ini, area tengah yang umumnya jadi obyek foto, bisa mendapat exposure yang lebih tepat tanpa melihat dimana titik fokus kita letakkan. Jadi walaupun kita meletakkan titik fokus di sudut tertentu tidak di tengah-tengah area obyek yang kita lihat di viewfinder, kamera akan tetap menitik-beratkan pengukuran exposure/metering di tengah frame.
Mode ini sangat cocok kita gunakan untuk memotret close-up outdoor, misal saat kita berada di kebun binatang dan tertarik untuk memotret wajah singa yang sedang berada diluar kandang sementara kondisi siang hari, dimana terik matahari membuat area background sangat terang. Apabila sobat mengunakan Mode Evaluative Metering diatas maka wajah singa akan terlihat gelap bahkan mungkin hanya terlihat bayangan saja/siluet sehingga kita tidak mendapat detail dari mimik wajah singa tersebut, hal ini karena kamera mengukur exposure/intesitas cahaya di semua area dan membagi rata, karena intensitas cahaya disekitar singa sangat terang sehingga ketika dibagi rata kamera menyimpulkan bahwa obyek mempunyai intensitas cahaya tinggi, maka kamera secara otomatis akan menurunkan/mengelapkan exposure/intensitas cahaya secara kesuluruhan, termasuk disekitar wajah singa, padahal exposure/intensitas cahaya disekitar wajah singa tersebut lebih gelap, akibatnya wajah singa akan terlihat lebih gelap lagi.
Nah, pada kondisi inilah sobat dapat mengunakan Mode Center Weighted Metering, karena pada foto close-up umumnya obyek berada ditengah frame maka saat sobat memotret wajah singa tersebut kamera hanya akan mengukur exposure/intensitas cahaya ditengah frame saja yang merupakan wajah singa dan mengabaikan kondisi exposure/intensitas cahaya disekitar wajah singa atau di sudut-sudut frame.
3. Spot/Partial Metering
Mode_spot_partial_metering
Mode ini hanya mengukur exposure/intensitas cahaya disekitar titik fokus saja sekitar 3%-10% dari keseluruhan bidang foto/frame, dan mengabaikan exposure/intensitas cahaya diluar titik fokus.
Contoh penerapan mode ini, misalnya saat kita memotret salah satu pemain sepakbola di siang hari dengan frame keseluruhan lapangan sepakbola, sehingga pemain sepakbola tersebut akan terlihat sangat kecil di viewfinder. Namun walaupun demikian sobat masih tetap ingin mendapatkan detail dari pemain sepakbola tersebut yang menjadi idola sobat, heheee….
Dengan mengunakan Mode Spot/Partial Metering, pemain sepakbola tersebut yang kebetulan posisinya kiper misalnya, sehingga berada di pinggir frame maka sobat tinggal mengubah titik fokus dipinggir sesuai letak pemain sepakbola tersebut yang menjadi obyek utama. Maka kamera akan mengukur exposure/intensitas cahaya di area fokus tersebut dan mengabaikan area lainnya, sehingga walaupun obyek terlihat kecil secara keseluruhan tapi detailnya masih bisa kita dapatkan, misalnya warna, tulisan, garis-garis dikostum yang dikenakan oleh pemain sepakbola tersebut serta gerakan/posisi dari pemain sepakbola tersebut ketika kita capture.
Nah, semoga penjelasan diatas dapat membantu dan bermafaat untuk sobat semua…

Jenis Lensa Kamera DSLR

lensa-kamera-dslr 
Dalam Fotografi salah satu unsur penting yang dapat mendukung kualitas hasil foto adalah lensa yang digunakan, hal ini karena lensa kamera berfungsi untuk mengantarkan cahaya dari obyek yang dibidik, terutama pada lensa kamera dslr.

Lensa kamera dslr mempunyai beberapa jenis yang mempunyai keunggulan masing-masing untuk memenuhi kebutuhan para fotografer. Nah, bagi para fotografer pemula sangat penting mengetahui jenis-jenis lensa tersebut dan fungsinya masing-masing agar dapat menentukan untuk membawa jenis lensa yang tepat sesuai dengan kondisi lingkungan yang akan dihadapi dan dapat menghasilkan karya foto sesuai keinginan.
Berikut jenis lensa kamera dslr secara garis besar dan keunggulanya masing-masing:
1. Lensa Standart / Kit
Saat ini kamera dslr kelas low-end dan midlle umumnya sudah dijual sepaket dengan lensanya. Lensa bawaan inilah yang biasanya disebut Lensa Kit atau Lensa Standart, disebut demikian karena lensa ini memberikan hasil bidikan dengan perspektif yang natural. Gambar yang dihasilkan tidak jauh berbeda dengan apa yang dilihat mata, tidak ada efek tertentu yang dihasilkan. Hal ini karena Lensa Kit mempunyai panjang fokus sama/sebanding dengan panjang diagonal fokal lensa. Agar dapat memenuhi kebutuhan fotografer yang variatif saat ini Lensa Kit mempunyai zoom dengan focal lenght umumnya 18-55mm.
2. Lensa Wide Angel / Sudut Lebar
Lensa Wide Angel mempunyai keunggulan menangkap gambar dengan bidang yang lebih luas dibanding lensa lainnya, hal ini karena Lensa Wide Angel mempunyai panjang fokus / focal lenght yang pendek, semakin pendek focal lenghtnya maka semakin luas bidang yang dapat ditangkap.
Lensa ini sangat membantu untuk pemotretan indoor dengan ruang terbatas, dengan lensa ini kita dapat memotret lebih banyak orang yang berjejer dari jarak yang dekat, berbeda bila kita mengunakan Lensa Standart maka kita harus mengambil jarak yang lebih jauh hal ini akan menyulitkan bila ruangan yang digunakan mempunyai lebar terbatas. Sedangkan untuk pemotretan outdoor Lensa Wide Angel sangat ideal untuk pengambilan gambar landscape.
Lensa Wide Angel tersedia dalam dua jenis: Fixed Focal lenght dan Zoom,  pada lensa fixed diantaranya 15mm, 8mm, 10mm, 20mm dan banyak lainnya. Sedangkan pada lensa zoom biasanya dengan range 10-20mm, 12-24mm, 11-16mm,dsb.
Kelemahan Lensa Wide Angel adalah menimbulkan efek “distort“, hal ini bisa dilihat pada tepian foto yang sedikit melengkung, obyek berupa bidang tinggi seperti tiang listrik atau menara kadang terlihat melengkung dan pada potret landscape dengan obyek majemuk kadang obyek yang terdekat terlihat sangat besar dan tidak proporsional dibandingkan dengan obyek disekitarnya. Namun, bagi beberapa orang hal ini bisa menjadi efek yang bagus, tetapi terkadang juga berarti efek yang tidak diinginkan. Dalam fotografi masalah tersebut dikenal sebagai konvergensi, Lensa Wide Angel dengan kualitas tinggi seperti Lensa Canon seri L sudah dapat mengatasi konvergensi tersebut dengan baik, namun untuk mendapatkan lansa ini anda harus menyiapkan budjet yang besar.
3. Lensa Tele
Lensa Tele adalah lensa dengan focal length yang panjang, biasanya diatas 100mm. Lensa Tele mampu mendekatkan obyek yang jauh, mempersempit sudut pandang dan mengaburkan/blur pandangan disekitarnya sehingga obyek terlihat lebih dekat/lebih besar dan lebih jelas/lebih fokus.
4. Lensa Zoom
Lensa Zoom sangat istimewa karena mempunyai fungsi yang fleksibel, dengan rentang focal lenght yang panjang maka lensa ini dapat menjadi wide angel pada focal lenght terpendek dan menjadi lensa tele saat diputar pada focal lenght terpanjang. Contoh lensa ini yang paling populer adalah ukuran 18-200mm yang biasa disebut dengan istilah “lensa sapu jagat
5. Lensa Fixed / Prime
Sesuai dengan namanya, Lensa Fixed / Prime hanya mempunyai satu (fixed) ukuran focal lenght, misalnya 35mm, 50mm, 100mm dsb. Lensa ini umumnya mempunyai bukaan diafragma yang besar, misal f/1.4 adan f/1.8 sehingga sangat handal untuk memotret dalam kondisi minim cahaya/low light dan mempunyai kecepatan fokus lensa.
Keunggulan lainnya, lensa ini mampu menghasilkan gambar yang lebih tajam dan efek blur dengan kedalaman ruang yang rendah, yang populer disebut foto “bokeh”. Selain itu Lensa Fixed / Prime mempunyai berat yang ringan dan ukuran yang kecil sehingga mudah dibawa. Satu-satunya kekurangan lensa ini tidak adanya zoom sehingga anda harus melangkah maju-mundur untuk mendapatkan bidang foto yang di-inginkan. Dari berbagai ukuran yang tersedia, ukuran 50mm yang paling populer dikalangan fotografer.
6. Lensa Makro
Lensa Makro ini mempunyai kemampuan close-up yang extreme, mampu mendekatkan obyek yang sangat kecil sehingga terlihat lebih jelas dan hidup, seperti foto serangga apabila menggunakan lensa lainnya hanya terlihat seperti titik maka dengan lensa ini serangga terlihat sangat jelas bahkan sampai ke mimik wajahnya sehingga foto terlihat lebih hidup.
7. Lensa Fish Eye
Pernah lihat foto melengkung seperti separuh bola. Nah, foto tersebut dihasilkan dari lensa ini.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk sobat semua,,,

Memahami Metering Kamera DSLR

Di dalam kamera digital, khususnya DSLR terdapat menu Metering. Tiap merk kamera menyebutnya dengan istilah yang berbeda, seperti Metering Mode, Camera Metering atau Exposure Metering, namun semuanya mempunyai arti dan maksud yang sama. Lalu, apakah fungsi dari metering itu?, dan seberapa penting fungsinya?
Display-Menu-metering-dslr
Display Menu Metering kamera Canon
Fungsi Metering
Fitur metering yang dibenamkan di kamera berfungsi untuk mengukur kondisi cahaya disekitar obyek, hal ini agar foto yang dihasilkan tidak over exposure ataupun under exposure. Prinsip kerjanya sama dengan mata manusia, saat mata kita melihat suatu obyek dengan cahaya sangat terang maka mata kita akan memincing untuk membatasi cahaya yang masuk agar tidak silau sehingga dapat melihat obyek lebih jelas, begitupula saat mata kita melihat obyek dengan cahaya redup maka kita membuka mata lebar-lebar agar cahaya yang masuk lebih banyak sehingga bisa melihat obyek lebih jelas.
Metering pada kamera akan mengukur cahaya disekitar obyek, apakah sangat terang, cukup terang atau redup yang kemudian digunakan untuk menentukan nilai Shutter Speed, ISO dan Aperture sehingga bisa didapatkan foto dengan komposisi cahaya/exposure yang pas.
Cara Kerja Metering Pada Kamera
Pada mode default/auto, metering pada kamera akan mengukur kondisi cahaya secara keseluruhan kemudian membagi rata dengan 18% abu-abu, sehingga didapatkan komposisi yang tidak terlalu gelap atau terlalu terang. Misal, saat kita memotret obyek polos warna putih maka agar foto tidak terlalu terang metering kamera akan me-setting agar cahaya yang masuk dikurangi sebesar 18% grey, begitu pula sebaliknya saat kita memotret dengan obyek warna hitam maka agar foto tidak gelap metering kamera akan me-setting agar cahaya dapat masuk lebih banyak sebesar 18% grey.
Hal tersebut terlihat mudah apabila obyek hanya satu dengan intensitas cahaya yang sama di semua permukaan obyek, namun kenyataan sehari-hari kita memotret beberapa obyek dengan intensitas cahaya yang berbeda. Misal, kita memotret close-up teman kita dengan posisi membelakangi sinar matahari sehingga background sangat terang, apabila metering kamera langsung membagi rata maka metering kamera akan me-setting minus 18% grey, agar cahaya yang masuk tidak terlalu banyak karena background yang sangat terang tersebut, padahal teman anda sebagai obyek utama memilki cahaya lebih sedikit dibanding backgroundnya sehingga apabila dikurangi juga 18% grey maka akibatnya teman anda difoto akan terlihat hitam/gelap bahkan bisa jadi akan tampak siluet saja.
Nah, untuk menghindari hal tersebut pada kamera DSLR dalam satu frame dibagi jadi beberapa titik spot zona metering dan menyediakan pilihan beberapa mode metering, yaitu mode Evaluative/Matrix Metering, Centered Weighted Metering dan Partial/Spot Metering.
zona-metering
Pembagian zona metering dlm satu frame, dimana pada kamera tersebut dibagi menjadi 62 zona metering
Apakah perbedaan dari masing-masing mode metering tersebut ?, dan bagaimana mengunakannya ?

Cara Setting Custom White Balance

Pada saat kita memotret dengan sumber cahaya yang kompleks, terkadang menu White Balance bawaan kamera kita rasa tidak ada yang pas. Nah, pada saat inilah kita bisa mengunakan menu Custom White Balance untuk menemukan setting yang pas.
Untuk mengunakan Custom White Balance siapkan dahulu kertas/kain atau benda lainnya seperti tembok dilokasi pemotretan atau bisa juga tas kamera yang kita bawa yang berwarna putih/abu-abu polos. Adapun cara setting Custom White Balance sebagai berikut:
cara-setting-custom-white-balance
Sumber foto: digitalcameraworld.com
Langkah 1:
Tempatkan kertas/kain atau benda yang sudah kita siapkan tadi dilokasi pemotretan dan pastikan kertas/benda tersebut tersinari oleh sumber cahaya seluruhnya, akan lebih bagus bila diposisikan persis dimana obyek akan kita potret dan dari arah mana kita akan memotret.
Langkah 2:
Bidik dan pastikan seluruh frame foto terisi oleh kertas atau benda tersebut yang akan kita jadikan acuan, usahakan exposure berimbang dan untuk memudahkan shoot set fokus kamera ke manual fokus.
Langkah 3:
Selanjutnya masuk ke menu pengaturan White Balance.
Untuk kamera Canon:
  1. Tekan tombol Menu
  2. Pilih Custom White Balance
  3. Pilih foto tadi, tekan tombol SET
  4. Selanjutnya dari Menu standby, tekan tombol Quick Control Dial [tombol dengan logo Q]
  5. Gulir ke pengaturan White Balance, pilih Custom White Balance
Untuk kamera Nikon:
  1. Dari menu Standby, pilih pengaturan White Balance
  2. Pilih Preset Manual
  3. Pilih foto tadi, tekan tombol OK dua kali untuk mengunakan foto tersebut sebagai acuan Custom White Balance.

Pengaturan ini bersifat konsisten, hanya berlaku untuk kondisi seperti saat kita mengambil foto acuan tersebut. Sehingga apabila ada perubahan sumber cahaya atau pada situasi lainnya maka kita harus melakukan setting ulang seperti langkah-langkah diatas.

Memahami fungsi White Balance Kamera

Setiap pemilik kamera digital, khususnya kamera dslr pasti menemui menu White Balance di menu setting kamera. Lalu apa itu White Balance?, Fungsinya untuk apa?, dan bagaimana mengunakannya?.
white-balance-menu

Memahami White Balance

Pemahaman White Balance sangatlah sederhana, yaitu penerimaan kamera terhadap cahaya disekitar obyek dimana cahaya tersebut mempengaruhi warna dari foto yang dihasilkan.
Coba perhatikan cahaya lampu bohlam dengan lampu neon, cahaya lampu bohlam cenderung kuning sedangkan lampu neon cenderung putih. Apabila kita memotret kertas putih dibawah cahaya lampu bohlam maka foto yang dihasilkan akan cenderung kuning, begitu juga apabila kita memotret dibawah lampu neon maka foto yang dihasilkan akan cenderung biru. Supaya lebih jelas coba perhatikan foto dibawah ini.
white-balance-sample
Ke-empat foto tersebut identik, semuanya sama hanya setting White Balance yang berbeda dan menghasilkan foto dengan warna yang berbeda. Hal tersebut terjadi karena kamera tidak dapat bekerja seperti mata manusia yang dapat menyesuaikan perubahan warna cahaya secara otomatis, ketika kita melihat kertas putih dimanapun kertas tersebut akan tetap kelihatan putih. Namun tidak demikian dengan kamera, kamera harus diberitahu tentang kondisi warna cahaya dilingkungan sekitar agar dapat merekam obyek dengan warna yang akurat mendekati aslinya. Jadi, melalui setting White Balance inilah kita memberitahu kamera tentang kondisi warna cahaya disekitar obyek.

Hubungan Cahaya dengan Warna

Setiap sumber cahaya mempunyai warna identik yang berbeda, seperti contoh diatas sumber cahaya dari lampu bohlam identik dengan warna kuning dan lampu neon identik dengan warna biru.
Untuk memudahkan mengenali warna yang terdapat dalam cahaya, seorang ilmuwan bernama Lord Kelvin (William Thomson) mengelompokkan warna cahaya berdasarkan suhu cahaya tersebut dalam skala Kelvin. Warna cahaya dari merah (skala 0 derajat Kelvin) sampai ungu (skala 10.000 derajat Kelvin), untuk lebih jelasnya coba perhatikan Kelvin Chart dibawah.
color-temperature-kelvin-chart
Pada skala 0 derajat Kelvin disebut cahaya “panas” yang identik warna merah, sedangkan pada skala 10.000 derajat Kelvin disebut cahaya “dingin” yang identik warna biru.

Fungsi White Balance

Dengan memahami White Balance di atas maka kita dapat memperkirakan warna dominan yang dibawa oleh sumber cahaya disekitar obyek, sehingga kita bisa menetralisirnya untuk mendapatkan hasil foto dengan warna yang mirip warna asli dari obyek.
Misalkan kita sedang memotret di ruangan dengan sinar lampu bohlam atau cahaya lilin yang membawa warna kuning maka kita dapat menetralisir warna kuning tersebut agar tidak terlalu dominan pada foto yang dihasilkan dengan me-setting White Balance pada kisaran 3000K ( lihat Kelvin Chart diatas, cahaya lampu bohlam mempunyai suhu sekitar 3000k) yang biasanya sudah terdapat pada menu setting White Balance dengan logo lampu bohlam.
Setting White Balance akan sangat kita butuhkan ketika kita memotret dengan hasil foto diharapkan mendekati warna asli, misalnya: ketika kita memotret foto produk, seperti interior ruangan dimana warna merupakan elemen penting dari produk tersebut yang dapat membedakan kualitas dan harga, maka foto dengan detail warna mendekati aslinya diharapkan dapat menjadi presentasi kepada calon konsumen tanpa merasa dirugikan atau ditipu karena warna yang tidak sesuai antara foto pada brosur dengan aslinya.
Pada fotografi tertentu, misalnya fotografi artistik terkadang White Balance justru sengaja dibuat “melenceng” untuk mendapatkan hasil foto dengan warna yang unik sehingga mempunyai nilai “seni” tersendiri.
Karena itu dalam setting White Balance tidak ada istilah benar atau salah, tapi bagaimana membuat setting yang tepat untuk menghasilkan foto dengan warna sesuai keinginan dan kebutuhan kita.

Memahami simbol White Balance kamera

Dalam kamera dslr ada simbol-simbol untuk setting white balance yang bertujuan untuk memudahkan kita setting White Balance.
daylight-icon-White-BalanceDaylight/Direct Sunlight – gunakan ketika memotret outdoor pada siang hari pada cuaca cerah, dimana obyek terkena sinar matahari secara langsung.
Shade_icon_White_BalanceShade – bisa digunakan saat memotret outdoor pada siang hari dengan obyek dibawah bayangan suatu benda, misal: bangunan atau pohon.
Cloudy_icon_White_BalanceCloudy – gunakan saat memotret outdoor dengan cuaca mendung.

Tungsten_icon_White_BalanceTungsten Light – gunakan saat memotret indoor atau malam hari dengan sumber cahaya lampu bohlam, lilin, lampu mercury yang identik dengan warna kuning, sehingga kamera akan menetralkan warna kuning tersebut.
Flourescent_icon_White_BalanceWhite Fluorescent Light – gunakan saat memotret di ruangan dengan pencahayaan lampu neon, atau lapu dengan cahaya netral/putih.
Flash_icon_White_BalanceFlash – gunakan saat kita memotret dengan lampu flash (strobist)

AWB-icon-white-balanceAuto – kamera akan menebak suhu cahaya yang ada disekitar obyek berdasarkan program yang sudah ditanam oleh pabriknya di kamera tersebut. Pada setting ini berarti kita menyerahkan sepenuhnya pada program yang terdapat di kamera.
Custom_icon_White_BalanceCustom – kita dapat melakukan setting White Balance secara manual, dimana pada situasi tertentu dengan sumber cahaya yang kompleks terkadang setting di atas tidak ada yang dirasa tepat.

Tips Mempelajari setting White Balance

  • Cobalah untuk memotret dengan berbagai sumber cahaya untuk mengetahui kisaran suhu cahaya
  • Apabila kita kesulitan menemukan setting White Balance yang tepat dan terpaksa mengunakan auto sementara elemen warna begitu penting maka sebaiknya gunakan format RAW, file RAW lebih mudah di edit dengan kesalahan warna separah apapun.
  • Pada situasi dimana kita memotret dengan sumber cahaya yang komplek (lebih dari satu jenis temperature warna) misal: dipanggung konser yang dipenuhi berbagai macam jenis lampu (sumber cahaya) gunakan Custom White Balance. Untuk cara setting Custom White Balance akan dibahas dalam artikel berikutnya.

Mengenal Filter Lensa Kamera

Filter Lensa adalah salah satu aksesoris kamera yang dipasang pada lensa yang berfungsi untuk melindungi lensa dan menambah keindahan foto yang dihasilkan. Filter Lensa dapat memberikan efek tertentu pada foto yang dihasilkan sesuai dengan fungsinya, sehingga bisa melindungi lensa sekaligus menambah kualitas optik. Maka Filter Lensa dapat digunakan untuk tujuan yang berbeda-beda pada fotografi.
Mengingat fungsinya yang begitu penting seperti telah dijelaskan di atas maka sebaiknya kita tidak mengabaikan Filter Lensa tersebut, kenapa ? seperti kenapa kita menggunakan kaca mata hitam yang dapat melindungi mata kita dari debu,angin,sinar UV dan benda lainnya yang berbahaya serta membantu memperjelas penglihatan kita seperti mengurangi silau. Begitu juga dengan Filter Lensa yang dapat mengurangi pantulan cahaya, melindungi lensa dari sinar UV dan kerusakan lainnya, mengurangi jumlah cahaya yang masuk baik sebagian atau sepenuhnya dan bahkan meningkatkan warna.

Secara garis besar Filter Lensa dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan bentuknya, seperti berikut.

Jenis Filter Lensa berdasarkan fungsinya:

  1. Filter Lensa UV/Clear/Netral/Haze: Filter lensa ini fungsi utamanya adalah melindungi lensa anda dari berbagai kotoran debu, bekas tangan, cipratan air ataupun goresan tanpa mempengaruhi hasil foto. Harganya paling murah dibanding filter lensa jenis lainnya, karena itu filter ini paling banyak digunakan untuk menghindari kerusakan lensa yang harganya berlipat-lipat dibanding harga filter lensa tersebut.
  2. Filter Lensa Polarizer/CPL: Filter lensa ini berfungsi mengurangi pantulan cahaya, mempertajam kontras dan warna foto sehingga menjadi favorit dikalangan fotografi landscape atau outdoor. Contoh aplikasi filter ini misalnya untuk memunculkan warna biru dan awan pada foto langit, mengurangi pantulan cahaya pada permukaan air sehingga apabila kita memotret kolam dengan air yang jernih maka akan bisa memunculkan lebih jelas gambar dibawah permukaan air kolam tersebut.
  3. Filter Lensa Neutral Density/ND: Filter Lensa ini berfungsi mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke sensor kamera, sangat membantu ketika kita ingin memotret dengan shutter speed rendah namun dalam kondisi obyek yang terang. Contoh aplikasi filter ini misalnya saat kita memotret air terjun agar tampak mengalir deras maka harus menggunakan shutter speed rendah, namun kondisi masih siang hari di mana sinar matahari masih sangat terang akibatnya apabila mengunakan shutter speed rendah foto yang dihasilkan akan over exposure, maka untuk menghindari over exposure tersebut digunakanlah filter ini. Filter lensa ini juga ada yang ber-gradasi dari gelap ke terang, sangat membantu saat memotret landscape di mana ada perbedaan terang yang mencolok antara langit dan bumi dengan memposisikan gradasi gelap pada langit dan gradasi terang pada bumi maka akan dihasilkan foto landscape dengan pemandangan yang jelas dan seimbang baik pada sisi langit maupun pada sisi bumi.
  4. Filter Lensa Color Correction/Warming/Cooling: Filter Lensa ini dapat menyaring warna-warna tertentu, misalnya menyaring warna kuning pada lampu tungsten. Namun filter ini sekarang sudah jarang ditemui karena fungsinya dapat digantikan oleh pengaturan warna pada menu white balance di kamera serta pada software pengolahan foto digital.
  5. Filter Lensa Close-up/Makro: Filter ini membantu lensa agar bisa fokus lebih dekat pada obyek, sangat membantu saat kita memotret close-up atau benda-benda kecil, karena itulah filter lensa ini juga sering disebut dengan filter diopter.
  6. Filter Lensa Special Effect: Filter ini dapat menghasilkan efek tertentu pada foto, misalnya Filter Infra Red/IR dapat menghasilkan efek warna infra red pada foto. Filter bintang (star) yang dapat menghasilkan efek pijaran bintang pada pantulan cahaya.

Jenis Filter Lensa berdasarkan bentuknya:

  1. Filter Lensa Screw-On: Filter ini yang paling banyak dijumpai, berbentuk lingkaran dengan uliran yang dapat dipasang langsung di bagian depan lensa.filter lensa bulat
  2. Filter Lensa Persegi Empat/Persegi Panjang: Filter ini berbentuk persegi empat, namun ada pula yang berbentuk persegi panjang. Untuk mengunakanya kita harus memasang dulu holdernya pada lensa.filter kotak
  3. Filter Lensa Drop-In: Filter lensa ini hanya digunakan pada lensa-lensa telephoto yang berukuran besar.filter drop-in

Mengenal Ukuran Sensor Kamera

Salah satu pertimbangan dalam membeli kamera adalah seberapa bagus gambar yang akan dihasilkan oleh kamera tersebut, dalam hal ini yang mempengaruhi kualitas gambar yang dihasilkan oleh sebuah kamera adalah seberapa besar ukuran sensor yang dimiliki oleh kamera tersebut.
Pada artikel sebelumnya (baca: Memahami Resolusi Sensor Kamera) sudah dibahas bahwa sensor kamera bertugas merekam cahaya dari obyek, sehingga semakin besar penampang sensor kamera akan semakin banyak cahaya yang dapat ditangkap dari obyek, maka sensor tersebut akan menghasilkan gambar yang lebih detail dari obyek. Walaupun kamera tersebut mempunyai Megapiksel yang lebih kecil dibanding kamera lainnya yang mempunyai Megapiksel besar namun ukuran sensor kamera yang kecil (baca: Memahami Piksel atau Megapiksel Kamera)

TENTANG SENSOR KAMERA

camera-sensor-size-22 

Pada jaman kamera analog pantulan cahaya dari obyek direkam oleh film. Namun pada jaman sekarang dimana serba digital, begitu juga dengan kamera fungsi film tersebut sekarang diganti oleh sekeping sensor. Sensor pada kamera inilah yang bertugas mengantikan fungsi film untuk merekam obyek dan mengolahnya menjadi data digital yang kemudian disimpan ke piranti kartu memory kamera.

LATAR BELAKANG UKURAN SENSOR KAMERA

135film
Film 135 (sumber: wikipedia)
Pada era kamera analog yang masih menggunakan film pada umumnya menggunakan film dengan ukuran 35mm (36 x 24mm), ukuran inilah yang dikenal dengan film standard 135. Pada era kamera analog hampir semua kamera menggunakan format film yang sama, yaitu film 135, ukuran film inilah yang kemudian menjadi cikal-bakal ukuran sensor standart dari kamera digital pada era sekarang. Dimana kamera digital yang mempunyai ukuran sensor kamera setara dengan film 135 tersebut dikenal dengan istilah kamera full frame.
Pada perkembangan kamera digital saat teknologi sensor ini dikembangkan, ternyata elemen sensor inilah yang paling memakan biaya. Untuk menekan harga jual dan adanya tuntutan pasar untuk membuat kamera yang lebih praktis, ramping dan slim dari segi ukuran maka para produsen kamera membuat format kamera yang ditanami sensor dengan ukuran lebih kecil dibanding format sebenarnya (35mm) . Ukuran sensor kamera yang lebih kecil diharapkan lebih murah dari segi biaya sehingga dapat menekan harga jual, dari sinilah kemudian berkembang berbagai varian kamera digital berdasarkan ukuran sensor kamera tersebut. Secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Kamera Full Frame dan Kamera Crop Sensor yang dikenal dengan istilah APS-C (Advanced Photo System type C).
sizedoesmatter

MACAM-MACAM UKURAN SENSOR KAMERA

Ukuran sensor kamera yang berkembang pada saat ini adalah sensor kamera APS-C, dimana mempunyai banyak sekali ukuran sesuai dengan kebutuhan misalnya untuk kamera HP, Smartphone, Kamera Saku, Maupun kamera DSLR.
Adapun ukuran sensor kamera digital dari yang terkecil sebagai berikut:
  • Sensor ukuran 1/2.5 inci (5.7 x 4.3 mm)
  • Sensor ukuran 1/1.8 inci (7.2 x 5.3 mm)
  • Sensor ukuran 2/3 inci (11 x 8.8 mm)
  • Sensor Four Thirds (17 x 13 mm)
  • Sensor APS-C (22 x 15 mm)
  • Sensor APS-H (29 x 19 mm)
  • Sensor Full Frame (50 x 39 mm)
digital-sensor-sizes
Kamera digital yang mempunyai ukuran sensor kamera setara film 135 atau disebut kamera digital full frame misalnya seperti Nikon D4, Nikon D800, Canon 5D, dan Canon 1Dx. Sedangkan kamera digital yang mempunyai ukuran sensor kamera lebih kecil disebut kamera Crop factor dimana nilai crop factor diperoleh dari perbandingan diagonal film 135mm (36 x 24mm) dibagi diagonal image sensor kamera tersebut.
TIPE KAMERA DIGITAL
CROP FACTOR
Sensor ukuran 1/2.5 inci (5.7 x 4.3 mm), misal kamera saku dan kamera HP 5.6
Sensor ukuran 1/1.8 inci (7.2 x 5.3 mm), misal Canon Powershot G1-G7 5.2
Sensor ukuran 2/3 inci (11 x 8.8 mm), misal Fujifilm X10 3.6
Sensor Four Thirds (17 x 13 mm), misal Canon EOS-M, Fuji XE-1, Nikon J1/V1, Olympus EPL/EPM/EP, Panasonic GF, Sony NEX 2.3
Sensor APS-C (22 x 15 mm), misal Canon 600D/650D/60D/7D, Nikon D3000/D3200/D90/D7000, Sony A390, Sony SLT A37/A57. 1.6
Sensor APS-H (29 x 19 mm), misal Canon seri 1 APS-H 1.3
Sensor Full Frame (50 x 39 mm), misal Canon 5D mark III, Nikon D600, Nikon D700, Nikon D800, Nikon D4, Sony A99 1.0

Memahami Piksel atau Megapiksel Kamera

Kemajuan teknologi kamera digital belakangan begitu pesat dan memunculkan istilah-istilah baru yang terkadang membuat rancu dan bingung. Perkembangan yang paling menonjol pada kamera digital akhir-akhir ini adalah fitur resolusi atau megakpiksel yang besar, hal ini memunculkan pertanyaan pentingkah mempertimbangkan megapiksel dalam membeli kamera.

Tentang Piksel

Piksel adalah ukuran kerapatan titik-titik warna yang membentuk sebuah gambar. Piksel sendiri singkatan dari Picture Elements, dimana dalam sebuah titik piksel terdapat informasi tentang warna, saturasi, dan gelap terang (brightness) dari obyek yang direkam kemudian titik-titik piksel tersebut tergabung yang di tampilkan menjadi sebuah gambar.
Contoh foto berikut yang mempunyai resolusi 250 x 378 piksel dimana masih terlihat mulus dan bagus.
 contoh_fotografipemula
Apabila kita perbesar/crop pada sebuah bidang dari foto tersebut seperti tampak pada gambar berikut, maka akan terlihat jelas bahwa sebuah foto tersusun dari rangkaian titik-titik warna yang disebut piksel.
contoh_fotografipemula_crop

Tentang Megapiksel Kamera

Sebuah kamera yang mempunyai resolusi atau megapiksel tinggi maka foto yang dihasilkan akan mempunyai kerapatan titik-titik warna atau piksel yang sangat rapat, sehingga apabila foto tersebut diperbesar tetap akan terlihat halus dan mulus.
Maka pengaruh dari resolusi atau megapiksel pada sebuah kamera adalah pada kemampuan seberapa besar ukuran foto tersebut dapat dicetak, namun tidak akan berpengaruh pada kualitas foto karena kualitas gambar yang dihasilkan oleh sebuah kamera digital di tentukan oleh ukuran dari sensor kamera tersebut (baca: Memahami Resolusi Sensor Kamera ). Dengan mengetahui berapa megapiksel yang dimiliki sebuah kamera digital, maka kita bisa mengetahui ukuran print maksimal untuk foto yang dihasilkan kamera tersebut.
Resolusi gambar atau foto digital diukur dalam satuan PPI (piksel per inchi), untuk cetak foto digital biasanya ukuran resolusi standartnya adalah 300ppi. Maka untuk mengetahui berapa ukuran cetak maksimal sebuah foto dari suatu kamera digital bisa kita peroleh dengan membagi ukuran piksel dari foto yang dihasilkan dengan 300ppi.
Suatu misal kita mempunyai kamera digital dengan resolusi 6 megapiksel, maka foto yang dihasilkan kira-kira memiliki 6 juta piksel yang tersusun dari 2816 piksel horizontal dan 2112 piksel vertikal. Apabila nilai piksel tersebut ( 2816 x 2112 ) dibagi dengan 300ppi maka akan diperoleh ukuran cetak maksimal yaitu kira-kira 9,5 x 7 inchi atau 24 x 18 cm.
Berikut pedoman umum ukuran cetak maksimal foto dari kamera digital kurang-lebihnya adalah :
  • 6 Megapiksel : 9,5 x 7 inchi        ( 24 x 18 cm )
  • 7 Megapiksel : 10 x 7,5 inchi      ( 25 x 19 cm )
  • 8 Megapiksel : 28 x 20 inchi       ( 28 x 20 cm )
  • 10 Megapiksel : 13 x 8,5 inchi     ( 33 x 20 cm )
  • 12 Megapiksel : 14,5 x 9,5 inchi  ( 37 x 24 cm )

Memahami Resolusi Sensor Kamera

Belakangan ini banyak diluncurkan produk kamera pocket dan smartphone dengan fitur kamera yang memiliki resolusi fantastis. Mulai dari 14 Megapiksel, 24 Megapiksel bahkan ada produsen smartphone yang meluncurkan produknya dengan fitur kamera yang mempunyai resolusi 40 Megapiksel,,, Woouuuww, fantastis bukan ?
Nilai resolusi sensor kamera yang besar diklaim mampu menghasilkan kualitas gambar yang bagus. Sehingga hal ini memunculkan pendapat dimasyarakat awam bahwa kualitas gambar yang dihasilkan kamera pocket dan smartphone akan sama bagusnya dengan kamera DSLR, pada kamera DSLR entry level rata-rata memiliki resolusi sensor kamera antara 10 – 14 Megapiksel. Pertanyaanya adalah benarkah bahwa gambar yang dihasilkan kamera pocket dan smartphone lebih bagus karena memiliki nilai resolusi sensor kamera yang lebih besar ?.. Jawabanya sudah pasti TIDAK, kenapa? Karena kamera DSLR lebih mahal,,,,hahaahaaaa,,,,
Jawaban tersebut tidak salah, namun tentu kurang tepat. Dijaman kamera digital sekarang ini fungsi film pada jaman kamera analog digantikan oleh sensor kamera, nah kamera DSLR memiliki sensor yang lebih besar dibanding kamera pocket dan smartphone sehingga walaupun resolusinya kalah besar, gambar yang dihasilkan oleh kamera DSLR tetap lebih bagus dibanding kamera pocket dan smartphone.
FUNGSI SENSOR KAMERA
Sensor kamera berfungsi untuk menangkap cahaya dari obyek, sehingga semakin besar ukuran sensor kamera maka akan semakin banyak cahaya yang dapat ditangkap oleh sensor tersebut  dengan bidang yang lebih luas. Jika semakin banyak cahaya yang dapat ditangkap  dengan bidang yang lebih luas maka obyek akan dapat terekam dengan lebih detail. Sebagai persamaan, misalnya manusia dengan mata normal tetap tidak akan dapat melihat apabila berada dilingkungan yang gelap (tidak ada cahaya) dan tidak akan dapat melihat benda (obyek) disekitarnya dengan jelas apabila cahaya disekitarnya remang-remang. Maka fungsi sensor kamera ibaratnya mata pada manusia, dan prosesor kamera adalah otak pada manusia.
Cahaya yang ditangkap oleh sensor kamera akan diteruskan ke prosesor kamera yang kemudian akan mengolahnya menjadi sebuah gambar duplikat dari obyek yang disimpan dalam format digital.
proses kerja sensor kamera
 RESOLUSI SENSOR KAMERA
Sensor kamera tersusun dari jutaan dioda peka cahaya yang dirangkai menjadi satu keping sensor. Rangkaian dioda tersebut dinamakan piksel dan banyaknya jumlah piksel dalam sekeping sensor kamera disebut resolusi sensor kamera. Apabila sebuah kamera memiliki resolusi 10 Megapiksel itu berarti sensor kamera tersebut memiliki kurang lebih 12 juta piksel yang tersusun dari 4000 piksel horizontal dan 3000 piksel vertical.
Sensor kamera
Mekanisme kerja dari dioda peka cahaya yang membentuk piksel tersebut adalah ketika terkena cahaya akan merubah intensitas cahaya yang mengenainya menjadi sinyal listrik tinggi sedangkan piksel yang kurang mendapat cahaya akan mengeluarkan sinyal listrik rendah. Perbedaan dari tegangan piksel inilah yang kemudian oleh sensor kamera dirubah menjadi sinyal digital yang selanjutnya diproses dalam prosesor kamera yang kemudian menghasilkan sebuah gambar.
sensor digital kamera
Jumlah piksel dalam sekeping sensor tidak mempengaruhi ukuran fisik dari sensor  tersebut. Produsen dapat meningkatkan jumlah piksel dalam sekeping sensor dengan ukuran fisik sama, caranya dengan membuat miniatur piksel yang lebih kecil. Sehingga dapat dijumpai sebuah kamera dengan ukuran sensor yang besar, misalnya pada kamera DSLR  mempunyai jumlah resolusi yang sedikit, hal ini karena piksel dalam sensor kamera tersebut juga besar. Begitu pula sebaliknya sensor dengan ukuran fisik kecil seperti pada kamera pocket atau smartphone dapat mempunyai piksel yang jumlahnya banyak, hal ini karena piksel disensor tersebut dibuat kecil-kecil. Masalahnya adalah ukuran piksel yang kecil akan mengurangi sensitifitas piksel terhadap cahaya, karena itulah gambar yang dihasilkan pada sensor kecil seperti pada kamera pocket atau smartphone mudah menimbulkan noise atau bintik-bintik terutama pada ISO tinggi, walaupun mempunyai resolusi tinggi. Sebaliknya gambar yang dihasilkan kamera DSLR lebih bagus karena memiliki ukuran fisik sensor yang lebih besar dan tersusun dari piksel yang besar pula, sehingga setiap piksel di sensor kamera DSLR tersebut mempunyai sensitifitas yang lebih baik terhadap cahaya dibanding piksel pada sensor kamera pocket atau smartphone yang berarti mampu menghasilkan gambar yang lebih baik pula.
ukuran sensor kamera
Manfaat yang diperoleh dari meningkatkan jumlah piksel atau resolusi sensor kamera adalah gambar yang dihasilkan akan mempunyai kerapatan titik-titik piksel yang lebih rapat sehingga ketika hasil gambar tersebut di zoom atau dicetak besar gambar tersebut tidak akan pecah.

Jenis Kamera Digital: Pocket, Superzoom, Mirrorles dan DSLR

Dewasa ini perkembangan kamera digital begitu pesat, sehingga memunculkan banyak varian dengan berbagai keunggulan masing-masing yang ditawarkan kepada calon konsumen. Ya,, semua jenis kamera yang ada dipasaran saat ini pada dasarnya untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang berbeda-beda dimana tiap segmen tersebut merupakan ceruk pasar yang coba digarap produsen kamera.
Namun bagi sebagian orang hal tersebut justru menjadi malapetaka tersendiri, karena justru membuat bingung menentukan pilihan kamera mana yang akan dibeli. Karena itulah sangat penting bagi kita untuk mengetahui jenis kamera digital sebelum memutuskan untuk membeli kamera sehingga kita dapat mengetahui jenis kamera yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan kita.
Secara umum, kamera digital yang ada di pasaran saat ini dapat dikelompokkan menjadi 4 macam :
  1. Kamera saku / Pocket Camera
  2. Kamera Superzoom / Prosumer Camera
  3. Kamera Mirrorless
  4. Kamera DSLR
Kamera Saku / Pocket camera
Sesuai dengan namanya kamera jenis ini mempunyai ukuran yang kecil dan dapat kita kantongi. Kamera ini dibuat untuk memenuhi hasrat kebanyakan orang pada fotografi dengan pertimbangan utama ekonomis, praktis dan mudah digunakan. Intinya tinggal pencet langsung jepret, kalau perlu sambil tutup mata,,,heheee
Karena pertimbangan harga yang ekonomis dan praktis, tentu banyak hal yang dikorbankan di kamera jenis ini dengan jenis lainnya:
  • Setting kamera yang serba otomatis. Bagi yang ingin memotret dengan eksplorasi lebih dalam tentu kamera jenis ini tidak cocok.
  • Zoom yang terbatas. Kita harus menerima dengan lensa yang sudah tertanam di body kamera dengan optical zoom yang terbatas, biasanya antara 5x sampai 10x. Tidak ada opsi untuk dapat menganti lensa yang sesuai dengan kebutuhan.
  • Terdapat jeda saat fokus dan saat kita menekan tombol shutter, sehingga apabila kita memotret untuk mengejar moment tertentu seringkali terlewat.
  • Kualitas foto yang minim, hal ini dapat dimaklumi karena sensor kamera saku yang kecil maka cahaya yang terekam pun terbatas sehingga detail dari warna obyek tidak tertangkap, bahkan dalam kondisi minim cahaya hasil foto cenderung akan kabur dan banyak noise atau bintik-bintik.
Walaupun banyak keterbatasan, namun kamera jenis ini sangat digemari banyak orang. Tentu saja alasannya karena harga yang sangat terjangkau, praktis dan mudah dioperasikan, bahkan anak kecil pun bisa..
Kamera Superzoom / Prosumer camera
Sekilas kamera ini mempunyai bentuk yang mirip DSLR dengan ukuran yang lebih kecil, tapi sejatinya kamera ini sama dengan Kamera Saku / Pocket. Keunggulan kamera ini dibanding kamera pocket adalah kemampuan zoom pada lensanya yang jauh, apabila pada kamera pocket biasanya optical zoomnya antara 5x sampai 10x maka pada kamera jenis ini ada yang 20x sampai 30x. Kelebihan lainnya adalah mempunyai lubang intip / view vinder yang biasanya terdapat pada kamera DSLR dan tidak ada di kamera pocket, hal ini akan sangat berguna saat kita memotret outdoor dengan situasi yang terang dimana biasanya dalam kondisi terang gambar di LCD justru tidak kelihatan jelas karena silau, tentu hal ini akan sangat menganggu saat kita membidik obyek.
Dipasar Indonesia kamera jenis ini dikuasai oleh merk Fujifilm, beberapa seri yang cukup sukses diluncurkan diantaranya adalah FUJIFILM Finepix S2980, FUJIFILM FinePix S4500, dan NIKON Coolpix L810.
Kamera Mirrorless
Kamera ini hampir sama dengan DSLR, perbedaanya terletak pada sistem kamera DSLR x Kamera Mirrorlescermin prisma yang dihilangkan pada kamera Mirrorless sehingga body kamera lebih ramping dan harganya pun menjadi lebih murah dibanding kamera DSLR. Untuk lebih jelas bisa kita lihat pada diagram disamping.
Bagi para penghobi fotografi yang menginginkan kamera setara DSLR tapi dengan harga yang lebih murah dan lebih praktis maka kamera ini adalah jawaban terhadap kebutuhan tersebut, terbukti para profesional pun banyak yang memakai kamera jenis ini dan mereka mengakui kualitas gambar yang dihasilkan tidak jauh berbeda dengan kamera DSLR.
Satu-satunya kendala perkembangan kamera Mirrorless adalah saat ini belum tersedia banyak pilihan lensa dan aksessoris lainnya. Tentu bagi para profesional hal ini menjadi kendala tersendiri ketika mereka akan memotret dengan kondisi tertentu. Namun bagi penghobi fotografi khususnya para pemula kamera ini dapat menjadi salah satu pilihan.
Beberapa merek dan seri kamera berikut adalah contoh dari kamera mirrorles, diantaranya SONY NEX-F3K , NIKON V1, PANASONIC LUMIX
Kamera DSLR
Bagi penghobi fotografi yang ingin lebih mendalami fotografi, kamera ini adalah jawabannya. Dengan kemampuan sensor kamera yang menghasilkan kualitas foto tinggi, pilihan lensa dan aksessoris yang beragam untuk berbagai kondisi dan kontrol penuh atas kinerja kamera kepada sang fotografer maka kamera ini disebut kamera professional.
Pembahasan kamera DSLR lebih lengkap, silahkan baca juga Sekilas Tentang Kamera DSLR dan Kamera DSLR untuk pemula.
Nah, bagi yang hanya sekedar ingin memotret untuk mengabadikan moment-moment tertentu untuk arsip pribadi dengan pertimbangan harga yang ekonomis dan praktis maka kamera pocket dan superzoom dapat menjadi pilihan. Namun bila ingin lebih serius mendalami fotografi maka pilihan jatuh pada kamera mirrorles dan DSLR.

Sekilas Tentang Kamera DSLR

DSLR adalah singkatan dari Digital Single Lens Reflektor, jika diterjamahkan secara bebas artinya kurang lebih kamera digital yang mengunakan satu cermin pantul. Berarti ada yang menggunakan dua atau Double Lens Reflektor, jawabannya ada tapi teknologi ini sudah mulai punah. Kata Digital disini mengacu pada media penyimpanan foto yang sudah tidak menggunakan film negatif tapi menggunakan memory card yang menyimpan hasil foto dalam bentuk data digital.
Lalu seperti apa cermin pantul / Lens Reflektor dan bagaimana mekanis kerjanya dapat kita lihat pada diagram berikut.
Kamera DSLR diagram mekanis 
- Saat kamera dalam posisi standby pantulan cahaya dari obyek yang melewati lensa akan dipantulkan oleh cermin pantul / Lens Reflektor ke cermin prisma yang kemudian meneruskan ke viewfinder atau lubang intip. Jadi apa yang kita lihat di lubang intip itulah hasil foto yang akan kita peroleh.
- Saat kita menekan tombol shutter release maka cermin pantul akan bergerak keatas sehingga cahaya dari obyek akan lurus mengenai sensor kamera, saat itulah proses perekaman gambar oleh sensor kamera berlangsung yang kemudian mengubahnya menjadi data digital yang disimpan di memory card. Cermin pantul akan terbuka sesuai waktu yang ditentukan dalam shutter speed, apabila proses tersebut telah selesai maka cermin pantul akan kembali ke posisi semula.
- Proses tersebut akan berlangsung berulang-ulang setiap kita menekan tombol shutter.
Yang perlu dicermati disini adalah sensor kamera DSLR yang berukuran besar sehingga mampu menghasilkan foto dengan kualitas gambar yang bagus bila dibandingkan dengan kamera jenis lain, misalnya kamera pocket walaupun kamera tersebut mempunyai megapiksel yang sama atau bahkan lebih besar tetap saja kualitas foto dari kamera DSLR lebih bagus dan karena itupula mengapa body kamera DSLR berukuran besar dibanding jenis kamera lainnya.
Sensor kamera DSLR sendiri ada dua jenis yaitu APS-C dan Full Frame, pada sensor APS-C hasil gambar mengalami cropping hal ini untuk menghemat kapasitas memory card agar file foto yang dihasilkan tidak terlalu besar. Sedangkan pada Full Frame gambar akan direkam penuh sehingga file foto yang dihasilkan sangat besar namun kualitas fotonya tentu lebih bagus bila dibanding sensor APS-C.

Memahami Shutter Speed, Diafragma, dan ISO bagi Fotografer Pemula

Apa kabar sobat semua ?, setelah memiliki kamera dslr tentunya sobat semua tidak sabar ingin melakukan explore fotografi. Nah, bagi para pemula ada tiga hal dasar dalam settingan kamera yang harus dipahami untuk dapat menghasilkan foto yang sesuai keingginan.
shutter speed, diafragma, ISO Kamera DSLR
Tampilan menu Shutter speed, Diafragma, dan ISO pada LCD DSLR Canon
Tiga settingan tersebut yang saya maksud adalah Shutter Speed, Diafragma, dan ISO. Hal ini terutama apabila kita menggunakan mode Manual, maka seluruh settingan kamera berada dalam kendali juru foto. Dengan memahami tiga hal tersebut maka diharapkan kita bisa menghasilkan foto yang pas, maksudnya tidak over exposure (gambar yang terlalu terang, sehingga warna detail obyek menjadi hilang) atau under exposure (gambar yang terlalu gelap).
1. Shutter Speed
Apabila didefinisikan Shutter Speed adalah rentang waktu saat kamera sobat terbuka sehingga sensor kamera dapat melihat obyek untuk direkam dalam bentuk foto digital, lebih gampangnya adalah rentang waktu saat kita memencet tombol shutterdi kamera sampai tombol ini kembali ke posisi semula.
 Semakin lama Shutter Speed terbuka maka akan semakin lama cahaya yang masuk mengenai sensor kamera  sebelum mengambil gambar obyek, maka saat kita memotret di tempat yang terang settingan Shutter Speed harus cepat agar foto tidak over exposure. Begitu juga sebaliknya saat kita memotret obyek dengan cahaya minim maka settingan Shutter Speed harus lambat agar hasil foto tidak under exposure.
Shutter speed, Diafragma, ISO Kamera DSLR Nikon
Tampilan menu Shutter speed, Diafragma, dan ISO pada LCD DSLR Nikon
 Satuan Shutter Speed adalah detik, misalnya saat kita setting 30” itu artinya kamera akan mengambil foto setelah 30 detik dihitung sejak kita memencet tombol shutter, atau saat kita setting 1/160 maka artinya kamera akan mengambil gambar seperseratus enam puluh detik setelah tombol shutter di pencet, begitu cepat kan…
 Untuk menghasilkan foto yang baik, tidak over maupun under exposure dalam kebanyakan kondisi biasanya Shutter Speed di setting 1/60 atau lebih cepat, agar foto tajam dan tidak blur/tidak fokus.
2. Diafragma
Yang dimaksud diafragma pada kamera adalah besar bukaan pada lensa kamera. Semakin besar bukaan lensa kamera maka akan semakin banyak jumlah cahaya yang masuk mengenai sensor kamera,
 Diafragma pada kamera dilambangkan dengan huruf f kemudian di ikuti dengan bilangan nilai diafragma, contoh
f /1 – f/1.4 – f/2 – f/2.8 – f/4 – f/5.8 – f/8 – dst
semakin kecil nilainya maka semakin besar bukaan lensanya, begitu sebaliknya semakin besar nilai difragmanya maka semakin kecil bukaan lensanya.
 Sebagai contoh apabila kita memotret obyek dengan sumber cahaya yang terang maka settingan diafragma harus besar agar bukaan lensanya kecil sehingga jumlah cahaya yang masuk sedikit, dan settingan Shutter Speed harus cepat agar cahaya yang masuk tidak terlalu lama mengenai sensor kamera sehingga foto yang akan kita hasilkan nanti diharapkan tidak over exposure.
3. ISO
ISO adalah satuan tingkat sensitifitas pada sensor kamera terhadap cahaya, apabila di kamera analog sama dengan nilai ASA film.
 Semakin besar nilai ISO maka semakin sensitif sensor kamera terhadap cahaya, sehingga semakin sensitif sensor kamera terhadap cahaya itu artinya semakin cepat sensor kamera merekam obyek.
 Untuk menghasilkan foto yang baik, tidak over maupun under exposure maka kita harus menguasai tiga settingan dasar tersebut. Untuk menguasai ketiga hal tersebut maka perlu banyak latihan sehingga dengan sendirinya feeling kita akan terasah untuk dapat mensetting kamera dengan tepat sesuai dengan kondisi obyek yang kita hadapi dan gambar yang kita harapkan.

Tips Memillih Kamera DSLR Untuk Pemula

Ini adalah pengalaman saya saat awal tertarik pada dunia fotografi. Memiliki kamera sendiri adalah syarat mutlak untuk mempelajari fotografi, namun sebagai pemula tentu saat itu saya buta sama sekali tentang kamera dan saya pun bingung kamera apa yang cocok buat saya sebagai pemula. Nah, mungkin kondisi ini sedang sobat alami juga??? (makanya nyasar mampir ke sini….heheee) akhirnya setelah tanya kanan-kiri, depan-belakang, atas-bawah dan cari info kesana-kemari (wuuiiihh…lebay, wkwkkkkk) maka saya akhirnya mendapatkan semacam panduan untuk memilih kamera apa yang cocok untuk saya, berikut panduan itu yang akan saya.
1. Tentukan Tujuan
Memilih Kamera DSLR untuk Pemula
Memilih Kamera Digital
Sebelum membeli kamera tanyakan pada diri kita sendiri untuk apakah kamera yang akan kita beli nantinya. Secara umum biasanya ada tiga alasan orang membeli kamera, yang pertama sekedar suka memotret untuk mendokumentasikan moment-moment di sekitar kita, kedua hobi memotret dan ingin mempelajarinya lebih lanjut untuk mengekspresikan diri dan kepuasan batiniah, ketiga hobi namun sekaligus ingin mempelajarinya secara mendalam untuk dapat menghasilkan karya fotografi yang berkualitas, bernilai artistik dan ekonomis.
Apabila alasan sobat membeli kamera adalah point yang pertama maka sobat tidak perlu terlalu galau (heheee……) karena untuk sekedar memotret untuk keperluan dokumentasi yang sederhana maka kamera pocket sudah cukup, apalagi sekarang teknologi kamera digital sudah sangat canggih. Begitu pula kamera pocket, umumnya sekarang sudah dilengkapi fitur-fitur yang menunjang untuk menghasilkan potret yang bagus namun tetap mudah untuk di operasikan, seperti nilai piksel yang besar, fitur anti kabur, face detection, smile detection, sephia colour, frame template dan semua itu sekarang bisa di dapatkan dengan harga yang semakin murah.
Apabila alasan sobat adalah point yang kedua maka sobat dapat memilih untuk membeli Kamera Prosumer. Kata Prosumer berasal dari gabungan Profesional dan Konsumer, artinya kamera ini didesain untuk sobat yang sangat antusias pada fotografi namun tidak ingin direpotkan untuk mempelajari berbagai fitur dan teknik yang harus di kuasai seperti apabila sobat mengunakan kamera professional, singkatnya kamera jenis ini sangat praktis seperti kamera pocket tapi tetap memiliki fitur-fitur yang bisa kita atur sendiri untuk bisa explore agar menghasilkan potret yang berkualitas dan bernilai artistik tinggi seperti kamera professional. Fitur-fitur tersebut seperti pengaturan exposure, ISO, shutter speed, dan tersedianya pilihan format file penyimpanan termasuk pilihan format RAW, bahkan beberapa seri dari kamera Prosumer ada yang sudah bisa diganti-ganti lensanya untuk disesuaikan dengan kebutuhan kita walaupun belum banyak pilihannya. Contoh kamera Prosumer yang beredar di pasaran seperti: Canon PowerShot S90, PowerShot G11, Panasonic Lumix DMC-LX3, Olympus Pen E-P1, Panasonic Lumix GF1, Samsung NX10 dan Nikon Coolpix 8700.
Untuk point yang ketiga maka sangat dianjurkan agar sobat membeli kamera professional, di pasaran kamera jenis ini disebut DSLR (Digital Single Lens Reflector) artinya kamera ini hanya mengunakan satu jalur untuk melewatkan berkas cahaya yang menuju Focal Plane dan Viewfinder. Berkas cahaya yang masuk ke Focal Plane inilah yang kemudian direkam menjadi foto sedangkan berkas cahaya yang menuju ke Viewfinder adalah gambar yang kita lihat saat membidik objek untuk di foto sehingga apa yang kita lihat saat membidik objek akan sama persis dengan hasil foto. Hal ini berbeda dengan kamera non-DSLR seperti kamera pocket atau kamera HP dimana kamera ini mengunakan jajaran lensa ganda, satu menuju ke Focal Plane dan yang satunya ke Viewfinder sehingga seringkali hasil foto yang kita lihat di Viewfinder bisa berbeda dengan hasil foto saat kita cetak. Sedangkan kata Digital pada singkatan DSLR berarti media atau sistem penyimpanan foto sudah dalam format digital tidak mengunakan media film seperti kamera jaman dulu.
Selain ketajaman gambar yang dihasilkan, kamera jenis juga mempunyai keunggulan dimana semua fitur-fiturnya dapat kita atur secara manual bahkan lensanya pun bisa kita ganti-ganti sesuai kebutuhan dan keinginan kita dalam mengahasilkan foto yang seperti apa. Karena berbagai keunggulan inilah maka kamera jenis ini mutlak dimiliki bagi sobat yang ingin mendalami fotografi secara intens.
2. Budget yang dimiliki
Dengan mengetahui berapa anggaran yang kita miliki maka akan membantu kita untuk lebih mudah menentukan pilihan kamera apa yang akan kita beli karena biasanya begitu kita ke toko kamera maka penjual kamera akan memberikan banyak pilihan kepada kita sehingga apabila kita tidak mempunyai semacam patokan terlebih dahulu kita akan dibuat bingung dengan banyaknya pilihan kamera tersebut.
Lensa Kamera DSLR
Lensa Kamera DSLR
Untuk kamera pocket dan prosumer tidak akan saya bahas lebih lanjut karena kamera jenis ini mempunyai fitur sederhana dan rata-rata sama walaupun berbeda merknya, yang perlu anda perhatikan tanyakan garansi kamera apakah garansi resmi dari produsen, garansi distributor atau hanya garansi toko. Hal ini perlu untuk jaga-jaga apabila kamera sobat mengalami masalah nantinya sobat sudah tahu harus bagaimana dan dibawa ke mana. Sebaiknya sobat membeli kamera dari produsen yang sudah terkenal dan familiar di Indonesia karena biasanya produsen dengan brand yang sudah terkenal sudah mempunyai jaringan layanan konsumen yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Sedangkan untuk sobat yang berniat membeli kamera professional atau DSLR bisa menentukan pilihan dengan memahami jenis tingkatan kamera DSLR di pasaran berdasarkan fitur yang dimiliki. Secara garis besar kamera DSLR dapat dibagi menjadi 3 kelas berdasarkan fitur yang ditanamkan pada tiap kamera:
* Kamera DSLR untuk pemula (beginner)
* Kamera DSLR untuk pemakai tingkat lanjut/semipro (intermediate)
* Kamera DSLR untuk fotografer professional (advance)
Pada kelas pemula, kamera ini memang ditujukan untuk konsumen yang baru pertama kali akan mengunakan kamera DSLR. Kamera jenis ini biasanya di jual satu paket kit (body + lensa kit), kisaran harga kamera ini saat saya membuat tulisan ini sekitar 4-5 jutaan. Dipasaran kamera jenis ini contonya adalah Canon 1100D, Canon 550D, Nikon D3100, Sony A390, Lumix G3.
Sedangkan  kamera DSLR kelas semipro mempunyai fitur yang lebih kompleks dibanding kamera DSLR di kelas pemula, kamera jenis ini memang didesain untuk pengguna yang sudah terbiasa mengunakan kamera DSLR dan ingin mengexplore lebih dalam lagi dalam fotografi. Kamera jenis ini dipasaran ada yang dijual terpisah antara body dengan lensa namun ada juga yang kit, kisaran harga dipasaran antara 8-15 jutaan. Dan bagi sobat yang ingin lebih mendalami fotografi untuk menjadi professional dapat upgrade kameranya ke seri yang lebih canggih yang masuk kelas professional, kamera jenis ini dipasaran untuk bodynya saja, belum termasuk lensa di jual pada kisaran harga 30 jutaan.
Apabila sobat baru pertama kali membeli kamera DSLR maka saran saya beli saja yang di kelas pemula, namun bila sobat ada anggaran yang berlebih bisa juga membeli kamera yang dikelas semipro tapi saya lebih menganjurkan untuk membeli kamera di kelas pemula sedangkan sisa anggaran bisa sobat manfaatkan untuk membeli kelengkapan fotografi lainya seperti  tas kamera, tripot, dan lensa. Selain itu hal ini untuk menghindari rasa bosan, jangan sampai karena kamera yang terlalu canggih dan sobat bingung menggunakanya kemudian sobat menjadi malas untuk lebih mengeksplore apalagi sampai menjadi frustasi (Wuuiiihhhh….kacian dunk kameranya jadi di anggurin…heheheee)
3. Memilih merk kamera
Kamera DSLR
Sekarang ini dipasaran banyak sekali merk kamera yang beredar, hal ini bisa menguntungkan kita sebagai pembeli karena banyak pilihan namun hal ini juga membuat kita menjadi bingung untuk memilih merk kamera apa yang akan kita beli.
Yang pertama saran saya pilih saja merk kamera yang sudah terkenal dengan jaringan
“after sales” yang luas, hal ini akan memudahkan kita untuk meminta garansi apabila terjadi masalah pada kamera kita nantinya. Selain  itu kamera dari produsen merk terkenal biasanya lebih menjamin dalam ketersediaan spare-part, dan lebih banyak didukung oleh produsen assesoris kamera sehingga apabila kita ingin melengkapi kamera kita dengan assesorisnya maka tidak akan kesulitan dan akan punya banyak pilihan.
Untuk kamera DSLR di Indonesia boleh dibilang masih didominasi oleh merk Canon dan Nikon. Nah, mungkin sobat bingung mau pilih merk yang mana Canon atau Nikon ?, maka satu lagi saran saya lihatlah sekitar sobat, kamera merk apakah yang paling banyak dipakai oleh orang-orang sekitar sobat. Jika disekitar sobat banyak yang memakai Canon maka pilihlah Canon, begitu juga bila banyak yang memakai Nikon maka pilihlah Nikon. Kenapa ?, karena bisa dipastikan kepada merekalah kita akan bertanya dan belajar tentang kamera jika kamera yang digunakan dari produsen yang sama tentu akan lebih mudah menjelaskannya. Selain itu keuntungan lainnya, kita bisa saling bertukar aksesoris kamera, misalnya lensa sehingga sobat bisa mencoba terlebih dahulu aksesoris tersebut sebelum membeli dan tentu akan lebih memantapkan kita untuk menentukan aksesoris apa saja yang perlu kita beli.
Semoga tips diatas bisa membantu sobat dan tidak galau dalam memilih kamera (hehee…)
Selamat berburu kamera.

Artikel terbaru

Berita Handphone

More on this category »

Berita Internet & Web

More on this category »

Teknik Hacking

More on this category »

Berita Robot

More on this category »

Berita Pemrograman

More on this category »

Berita kamera

More on this category »