Setiap pemilik kamera digital, khususnya kamera dslr pasti menemui menu White Balance di menu setting kamera. Lalu apa itu White Balance?, Fungsinya untuk apa?, dan bagaimana mengunakannya?.
Memahami White Balance
Pemahaman White Balance
sangatlah sederhana, yaitu penerimaan kamera terhadap cahaya disekitar
obyek dimana cahaya tersebut mempengaruhi warna dari foto yang
dihasilkan.
Coba perhatikan cahaya lampu bohlam
dengan lampu neon, cahaya lampu bohlam cenderung kuning sedangkan lampu
neon cenderung putih. Apabila kita memotret kertas putih dibawah cahaya
lampu bohlam maka foto yang dihasilkan akan cenderung kuning, begitu
juga apabila kita memotret dibawah lampu neon maka foto yang dihasilkan
akan cenderung biru. Supaya lebih jelas coba perhatikan foto dibawah
ini.
Ke-empat foto tersebut identik, semuanya sama hanya setting White Balance
yang berbeda dan menghasilkan foto dengan warna yang berbeda. Hal
tersebut terjadi karena kamera tidak dapat bekerja seperti mata manusia
yang dapat menyesuaikan perubahan warna cahaya secara otomatis, ketika
kita melihat kertas putih dimanapun kertas tersebut akan tetap kelihatan
putih. Namun tidak demikian dengan kamera, kamera harus diberitahu
tentang kondisi warna cahaya dilingkungan sekitar agar dapat merekam
obyek dengan warna yang akurat mendekati aslinya. Jadi, melalui setting White Balance inilah kita memberitahu kamera tentang kondisi warna cahaya disekitar obyek.
Hubungan Cahaya dengan Warna
Setiap sumber cahaya mempunyai warna
identik yang berbeda, seperti contoh diatas sumber cahaya dari lampu
bohlam identik dengan warna kuning dan lampu neon identik dengan warna
biru.
Untuk memudahkan mengenali warna yang
terdapat dalam cahaya, seorang ilmuwan bernama Lord Kelvin (William
Thomson) mengelompokkan warna cahaya berdasarkan suhu cahaya tersebut
dalam skala Kelvin. Warna cahaya dari merah (skala 0 derajat Kelvin)
sampai ungu (skala 10.000 derajat Kelvin), untuk lebih jelasnya coba
perhatikan Kelvin Chart dibawah.
Pada skala 0 derajat Kelvin disebut
cahaya “panas” yang identik warna merah, sedangkan pada skala 10.000
derajat Kelvin disebut cahaya “dingin” yang identik warna biru.
Fungsi White Balance
Dengan memahami White Balance
di atas maka kita dapat memperkirakan warna dominan yang dibawa oleh
sumber cahaya disekitar obyek, sehingga kita bisa menetralisirnya untuk
mendapatkan hasil foto dengan warna yang mirip warna asli dari obyek.
Misalkan kita sedang memotret di ruangan
dengan sinar lampu bohlam atau cahaya lilin yang membawa warna kuning
maka kita dapat menetralisir warna kuning tersebut agar tidak terlalu
dominan pada foto yang dihasilkan dengan me-setting White Balance
pada kisaran 3000K ( lihat Kelvin Chart diatas, cahaya lampu bohlam
mempunyai suhu sekitar 3000k) yang biasanya sudah terdapat pada menu
setting White Balance dengan logo lampu bohlam.
Setting White Balance akan
sangat kita butuhkan ketika kita memotret dengan hasil foto diharapkan
mendekati warna asli, misalnya: ketika kita memotret foto produk,
seperti interior ruangan dimana warna merupakan elemen penting dari
produk tersebut yang dapat membedakan kualitas dan harga, maka foto
dengan detail warna mendekati aslinya diharapkan dapat menjadi
presentasi kepada calon konsumen tanpa merasa dirugikan atau ditipu
karena warna yang tidak sesuai antara foto pada brosur dengan aslinya.
Pada fotografi tertentu, misalnya fotografi artistik terkadang White Balance
justru sengaja dibuat “melenceng” untuk mendapatkan hasil foto dengan
warna yang unik sehingga mempunyai nilai “seni” tersendiri.
Karena itu dalam setting White Balance
tidak ada istilah benar atau salah, tapi bagaimana membuat setting yang
tepat untuk menghasilkan foto dengan warna sesuai keinginan dan
kebutuhan kita.
Memahami simbol White Balance kamera
Dalam kamera dslr ada simbol-simbol untuk setting white balance yang bertujuan untuk memudahkan kita setting White Balance.
Daylight/Direct Sunlight – gunakan ketika memotret outdoor pada siang hari pada cuaca cerah, dimana obyek terkena sinar matahari secara langsung.
Shade – bisa digunakan saat memotret outdoor pada siang hari dengan obyek dibawah bayangan suatu benda, misal: bangunan atau pohon.
Cloudy – gunakan saat memotret outdoor dengan cuaca mendung.
Tungsten Light
– gunakan saat memotret indoor atau malam hari dengan sumber cahaya
lampu bohlam, lilin, lampu mercury yang identik dengan warna kuning,
sehingga kamera akan menetralkan warna kuning tersebut.
White Fluorescent Light – gunakan saat memotret di ruangan dengan pencahayaan lampu neon, atau lapu dengan cahaya netral/putih.
Flash – gunakan saat kita memotret dengan lampu flash (strobist)
Auto
– kamera akan menebak suhu cahaya yang ada disekitar obyek berdasarkan
program yang sudah ditanam oleh pabriknya di kamera tersebut. Pada
setting ini berarti kita menyerahkan sepenuhnya pada program yang
terdapat di kamera.
Custom
– kita dapat melakukan setting White Balance secara manual, dimana pada
situasi tertentu dengan sumber cahaya yang kompleks terkadang setting
di atas tidak ada yang dirasa tepat.
Tips Mempelajari setting White Balance
- Cobalah untuk memotret dengan berbagai sumber cahaya untuk mengetahui kisaran suhu cahaya
- Apabila kita kesulitan menemukan setting White Balance yang tepat dan terpaksa mengunakan auto sementara elemen warna begitu penting maka sebaiknya gunakan format RAW, file RAW lebih mudah di edit dengan kesalahan warna separah apapun.
- Pada situasi dimana kita memotret dengan sumber cahaya yang komplek (lebih dari satu jenis temperature warna) misal: dipanggung konser yang dipenuhi berbagai macam jenis lampu (sumber cahaya) gunakan Custom White Balance. Untuk cara setting Custom White Balance akan dibahas dalam artikel berikutnya.
0 komentar:
Posting Komentar