Mode manual adalah mode yang paling fleksibel untuk merealisasikan
efek kreatif fotografi yang dikehendaki. Di mode manual, kita bisa
mengendalikan exposure yaitu bukaan lensa, shutter speed, ISO dan
pengaturan lainnya. Lalu, kapan mode manual itu cocok untuk dipakai?
Sebelum memutuskan untuk memakai mode manual, sebaiknya mempelajari dulu
tentang hukum segitiga emas exposure.
Saya biasanya mengunakan mode manual biasanya saat memotret
pemandangan sunset dan sunrise. Kamera saya dudukkan ke tripod dan saya
atur kecerahan dengan mengatur shutter speed, sedangkan bukaan dan ISO
saya atur supaya tetap. Misalnya f/16 dan ISO 100.
Dalam meliput kegiatan indoor yang cahaya ruangannya konstan/tidak
berubah, saya sering mengunakan mode manual. Karena cahaya konstan saya
tinggal mengatur exposure yang diinginkan dan memotret tanpa kuatir
terang gelap foto berubah-ubah.
Mode manual kembali saya gunakan untuk memotret yang melibatkan lampu
kilat, terutama di dalam ruangan. Hal ini karena alat pengukur
cahaya/metering kamera, hanya mengukur cahaya lingkungan atau ambient
light saja. Sehingga pilihan kamera dengan mode otomatis tidak selalu
akurat sesuai dengan apa yg saya inginkan.
Sebagai contoh, metering kamera biasanya berusaha mencari setting
supaya cahaya lingkungan terang, sedangkan saat memakai lampu kilat
untuk foto produk, still life atau portrait di studio, saya justru tidak
menginginkan cahaya ambient masuk ke foto. Dengan mode manual, saya
dengan mudah dapat membatasi cahaya lingkungan untuk masuk ke dalam
kamera dengan mengatur shutter speed yang cepat. Contoh 1/250 detik.
Meskipun mode manual sangat fleksibel, tapi ada kalanya kita tidak
memiliki waktu yang terlalu banyak untuk mengubah setting kamera.
Contohnya seperti saat memotret liputan acara, olahraga dan satwa liar
yang mana subjek foto bergerak dengan cepat dan tak terduga. Cahaya yang
berubah-ubah juga menyulitkan.
Mode kamera alternatif yang saya gunakan yaitu mode A / Av atau
disebut juga mode prioritas apertur. Di mode ini, saya menentukan nilai
bukaan kamera saja, dan kamera membantu saya mencari nilai shutter speed
yang menghasilkan foto dengan tingkat kecerahan yg tidak terlalu terang
atau gelap.
Jika pilihan setting exposure kamera tidak sesuai dgn apa yang saya
inginkan. Saya biasa mengunakan fungsi kompensasi eksposur untuk
mengatur kecerahan gambar. Nilai positif untuk meningkatkan kecerahan
dan nilai negatif untuk menggelapkan.
Dan apabila shutter speed yang dipilihkan kamera terlalu lambat, saya
akan menaikkan ISO. Dengan menaikkan ISO, shutter speed otomatis akan
meningkat nilainya.
Mode lainnya jarang saya gunakan karena menurut pengalaman saya, mode
manual dan aperture priority sudah cukup memenuhi berbagai jenis
fotografi yang saya praktikkan.
Untuk foto sunset, kebiasaan saya adalah mengunakan mode manual. ISO 200, f/11, 3 detik
0 komentar:
Posting Komentar