Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi( Pasuruan, 8 Oktober 1879-
Bandung, 28 Agustus 1950) adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia.
Beliau adalah putra dari Auguste Henri Edouard Douwes Dekker dan Louisa
Margaretha Neumann.
Douwes Dekker masih terhitung saudara dari dari pengarang buku Max Havelaar, yaitu Eduard Douwes Dekker yang juga dikenal sebagai Multatuli seorang tokoh Politik Etis, yang merupakan adik kakeknya. Douwes Dekker juga memiliki darah Indonesia, yaitu dari nenek di pihak ibu, yang merupakan orang Jawa.
Douwes Dekker masih terhitung saudara dari dari pengarang buku Max Havelaar, yaitu Eduard Douwes Dekker yang juga dikenal sebagai Multatuli seorang tokoh Politik Etis, yang merupakan adik kakeknya. Douwes Dekker juga memiliki darah Indonesia, yaitu dari nenek di pihak ibu, yang merupakan orang Jawa.
Ketika sejumlah orang-orang Indonesia dalam tahun 1908 hendak
mendirikan Budi Utomo yang dianggap sebagai perintis gerakan kebangkitan
nasional Indonesia, itu diusahakan di rumah Douwes Dekker. Karena
menganggap Budi Utomo terbatas pada masalah kebudayaan, maka pada tahun
1912 bersama Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara mendirikan
partai politik yang bernama Nationale Indische Partij.
Partai yang anti-kolonial dan bertujuan kemerdekaan Indonesia ini
dibubarkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda setahun kemudian,
1913. Ki Hajar dan Tjipto Mangunkusumo dibuang ke negeri Belanda. Douwes
Dekker ditangkap kemudian dibuang ke Suriname. Meskipun waktunya
singkat selama di Indonesia Douwes Dekker mencurahkan pikiran dan
kegiatannya demi kemerdekaan Indonesia.
Ia wafat pada tahun 1950 dan dimakamkan di TMP Cikutra, Bandung.
0 komentar:
Posting Komentar