MAKALAH KEPEMIMPINAN 2014 - kuturing

Selasa, 10 Juni 2014

MAKALAH KEPEMIMPINAN 2014



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif, menuntut setiap organisasi untuk bersikap lebih responsif agar sanggup bertahan dan terus berkembang. Untuk mendukung perubahan organisasi tersebut, maka diperlukan adanya perubahan individu. Proses menyelaraskan perubahan organisasi dengan perubahan individu ini tidaklah mudah. Pemimpin sebagai panutan dalam organisasi, sehingga perubahan harus dimulai dari tingkat yang paling atas yaitu pemimpin itu sendiri. Maka dari itu, organisasi memerlukan pemimpin reformis yang mampu menjadi motor penggerak yang mendorong perubahan organisasi.
Sampai saat ini, kepemimpinan masih menjadi topik yang menarik untuk dikaji dan diteliti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena yang sedikit dipahami. Fenomena gaya kepemimpinan di Indonesia menjadi sebuah masalah menarik dan berpengaruh besar dalam kehidupan politik dan bernegara. Dalam dunia medis, gaya kepemimpinan berpengaruh kuat terhadap jalannya organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan sangat strategis dan penting dalam sebuah organisasi sebagai salah satu penentu keberhasilan dalam pencapaian misi, visi dan tujuan suatu organisasi. Maka dari itu, tantangan dalam mengembangkan strategi organisasi yang jelas terutama terletak pada organisasi di satu sisi dan tergantung pada kepemimpinan.
Menarik untuk dicatat bahwa salah satu alasan mengapa munculnya kepemimpinan itu menjadi sebuah topik yang cukup penting di sini karena didasarkan pada tradisi politik suatu negara. Hampir semua negara barat yang mempraktikkan proses politik yang demokratis memungkinkan setiap orang untuk mencapai posisi-posisi yang memiliki tanggung jawab. Orang tersebut tidak memerlukan banyak kekayan, teman-teman pribadi, atau tradisi kekeluargaan untuk memperoleh kekuasaan. Oleh karena itu, studi tentang bagaimana orang-orang ini memperoleh posisi tersebut menjadi sangat penting. Ada dua isu yang sangat penting untuk didiskusikan yaitu pertama, berpusat pada pertanyaan mengapa seseorang itu menginginkan untuk menjadi pemimpin dan kedua, identifikasi apa saja yang harus dilakukan seseorang untuk memperoleh posisi tersebut.
Sudah jelas bahwa posisi pemimpin dapat memberikan keuntungan-keuntungan ekonomis yang lumayan. Dalam beberapa organisasi/perusahaan, pemimpin puncak itu dapat menerima penghasilan 10-15 kali lipat dari penghasilan para karyawan tingkat terbawah. Dan masih ada lagi penghargaan-penghargaan lain untuk pemegang jabatan ini. Makin tinggi jabatan seseorang dalam organisasi makin banyak input atau dampak yang dimilikinya terhadap kebijaksanaan organisasi. Jadi banyak kemungkinan munculnya perasaan keberhasilan dan kesuksesan yang lebih besar buat mereka ini. Akan tetapi, harus diingat bahwa keinginan untuk menjadi pemimpinan saja tidak cukup. Ada beberapa watak dan karakteristik yang lebih memungkinkan seseorang untuk mencapai jabatan pemimpin.
Kepemimpinan adalah proses yang sangat penting dalam setiap organisasi karena kepemimpinan inilah yang akan menentukan sukses atau gagalnya sebuah organisasi. Jika perusahaan, rumah sakit, universitas atau tim atletik mengalami kesuksesan, maka direktur, rektor, atau pelatihlah yang memperoleh acungan jempol. Akan tetapi, sebaliknya, jika terjadi kegagalan, mereka pulalah yang memperoleh teguran, kritik, atau bahkan diganti. Jadi salah satu elemen pokok yang menjadi perhatian setiap organisasi yaitu bagaimana caranya untuk menarik, melatih atau mempertahankan orang – orang yang akan menjadi pemimpin – pemimpin yang efektif.
Begitu pentingnya peran kepemimpinan dalam sebuah organisasi menjadi fokus yang menarik perhatian para peneliti bidang perilaku keorganisasian. Bass (1990) menyatakan bahwa kualitas dari pemimpin sering kali dianggap sebagai faktor terpenting yang menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi. Schein (1992), Nahavandi & Malekzadeh (1993) serta Kouzes & Posner (1987) juga menyatakan bahwa pimpinan mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan organisasi. Porter (1996) dalam Sunarsih (2001). Green Berg dan Baron (2000 : 444) dalam Sunarsih (2001) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu unsur kunci dalam keefektifan organisasi.
Organisasi membutuhkan seorang pemimpin, sebab pemimpin itulah sosok penggerak dan inspirator dalam merancang dan mengerjakan kegiatan. Pemimpin tidak hanya seorang
manajer, ia juga harus seorang pembangun mental, moral spirit, dan kolektivitas kepada jajaran bawahannya. Seorang pemimpin seyogyanya tidak hanya menggunakan aturan tertulis, tapi juga sikap perilaku, sepak terjang, dan keteladanan dalam melakukan agenda transformasi kearah yang lebih baik.
Pemimpin atau kepemimpinan merupakan variabel yang erat kaitannya dengan tugas manajer. Manajer diharapkan mampu memimpin organisasinya dengan baik. Meskipun demikian pemimpin dengan manajer mempunyai pengertian yang berbeda. Seorang manajer yang baik belum tentu merupakan pemimpin yang baik, dan sebaliknya. Idealnya, manajer yang baik juga merupakan pemimpin yang baik.
Manajer adalah seorang yang mempunyai wewenang untuk memerintah orang lain. Seorang manajer dalam menjalankan pekerjaan dan tanggung jawabnya menngunakan bantuan orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, ia perlu memimpin pegawai, karyawan, pekerja, atau apapun sebutannya. Tidak setiap orang yang ditunjuk menjadi pemimpin bisa menjalankan pekerjaannya dengan baik. Selain itu, tidak setiap pemimpin dapat menjadi pemimpin yang baik.
Banyak pendapat yang berbeda – beda tentang apa yang dimaksud dengan pemimpin yang baik. Demikian juga tentang apa yang menjadi kewajiban setiap  pemimpin. Namun demikan, dapat diambil inti persamaanya, yaitu bahwa setiap pemimpin mempunyai kewajiban untuk mencapai tujuan organisasi/institusi dan memberi perhatian terhadap kebutuhan pegawai bawahannya.
Kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen organisasi. Kepemimpinan dibutuhkan manusia karena adanya keterbatasan-keterbatasan tertentu pada diri manusia. Dari sinilah timbul kebutuhan untuk memimpin dan dipimpin. Kepemimpinan didefinisikan ke dalam ciri-ciri individual, kebiasan, cara mempengaruhi orang lain, interaksi, kedudukan dalam oragnisasi dan persepsi mengenai pengaruh yang sah.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan dengan antusias (David, Keith, 1985). Menurut Veitzhal Rivai (2004), kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh kepada pengikut-pengikutnya lewat proses komunikasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Menurut Achmad Suyuti (2001) yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah proses mengarahkan, membimbing dan mempengaruhi pikiran, perasaan, tindakan dan tingkah laku orang lain untuk digerakkan ke arah tujuan tertentu.

B.  Tujuan
1.        Untuk mengetahui konsep dasar kepemimpinan.
2.        Untuk mengetahui pengertian dari tipe kepemimpinan otokratis.
3.       Untuk mengetahui ciri-ciri dari kepemimpinan otokratis.
4.       Untuk mengetahui tipe kepemimpinan otokratis menurut para ahli.
5.      Untuk mengetahui perilaku pemimpin otokratik.
6.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan serta untung rugu tipe kepemimpinan otokratik.


C.  Manfaat
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak manajemen kampus maupun rumah sakit dalam melakukan strategi yang tepat untuk dapat meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja karyawannya terutama dengan menggunakan gaya kepemimpinan dan menciptakan komitmen organisasi dengan tepat.
2.  Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi bahan penelitian selanjutnya dalam rangka menambah khasanah akademik sehingga berguna untuk pengembangan ilmu, khususnya bidang Manajemen Sumber Daya Manusia.



BAB II

I.                   PEMBAHASAN

A.  Pengertian Kepemimpinan
Secara etimologi kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” (lead) berarti bimbing atau tuntun, dengan begitu di dalam terdapat dua pihak yaitu yang dipimpin (rakyat) dan yang memimpin (imam). Setelah ditambah awalan “pe” menjadi “pemimpin” (leader) berarti orang yang mempengaruhi pihak lain melalui proses kewibawaan kominikasi sehingga orang lain tersebut bertindak sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Dan setelah ditambah akhiran “an” menjadi “pimpinan” artinya orang yang mengepalai. Apabila dilengkapi dengan awalan “ke” menjadi “kepemimpinan” (leadership) berarti kemampuan dan kepribadian seseorang dalam mempengaruhi serta membujuk pihak lain agar melakuakan tindakan pencapaian tujuan bersama, sehingga dengan demikian yang bersangkutan menjadi awal struktur dan pusat proses kelompok (Inu Kencana, 2003). Jadi kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Miftah, 1997).
Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan menggerakkan atau memotivasi sejumlah orang agar secara serentak melakukan kegiatan yang sama dan terarah pada pencapaian tujuannya (Nawawi dan M. Martin, 1995).
Seiring dengan pengertian di atas, pemimpin adalah orang yang mempunyai wewenang dan hak untuk memepengaruhi orang lain, sehingga mereka berprilaku sebagaimana yang dikehendaki oleh pemimpin tersebut melalui kepemimpinannya.
Bass (2008), Bass dan Stogdill (1990) serta Nonthouse (2012) dengan kemampuannnya telah mencatat bahwa ada beragam defenisi kepemimpinan, mereka hanya sebagian orang yang telah memberi arti defenisi dalam konsep.
Menurut sejarah, kepemimpinan telah dipertimbangkan untuk menjadi watak kepribadian, pemimpin dilahirkan, dan tidak dibuat. Tindakan mempengaruhi orang lain, mengajak, mengacu pada orang lain, dan orang yang fokus dalam proses kelompok kemudian menjadi gaya yang bisa menjadi dasar dalam sebuah kepribadian, serta dapat berpikir sosial.
Gulliani dan Kurson (2007) mencatat bahwa pemimpin tidak semudah yang dilihat, mereka berfikir, belajar, dan menjadi pengemban. Hesselbein dan Cohen (1999) menyatakan bahwa pemimpin harus menjadi penengah dan pemersatu, mereka harus membangun jembatan  dan sukses menampung usaha-usaha dari para pengikutnya. Maka dari itu, mereka menyatakan bahwa kepemimpinan adalah sebuah persoalan bagaimana menjadi bukan apa yang dilakukan. Secara jelas, defenisi dari kepemimpinan merupakan gabungan dari beberapa karakteristik (Welford,2002).
Kepemimpinan adalah kemampuan memberi inspirasi kepada orang lain untuk bekerja sama sebagai suatu kelompok, agar dapat mencapai suatu tujuan umum. Pengertian lain mengenai kepemimpinan adalah segala hal yang bersangkutan dengan pemimpin dalam hal menggerakkan, membimbing, dan mengarahkan orang lain agar melaksanakan tugas dan mewujudkan sasaran yang ditetapkan (LAN RI : 1996).
Menurut Robbins (1993) kepemimpinan itu didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk memengaruhi sebuah kelompok menuju kepada pencapaian tujuan kelompok tersebut.2
Kepemimpinan adalah penggunaan keterampilan seseorang dalam mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya (Sullivan & Decker, 1989).
Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk membangkitkan semangat (motivasi) orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab penuh terhadap usaha mencapai atau melampaui tujuan organisasi (Goetsch & Davis).
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain agar mereka mau berbuat dan berprilaku sebagaimana yang diharapkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Pusdiklat Kesehatan Depkes RI, 1999).
Kepemimpinan merupakan interaksi antar kelompok dan proses mempengaruhi kegiatan suatu organisasi dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan adalah proses interpersonal yang mempengaruhi kegiatan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan.
Berdasarkan pandangan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan dan kalau perlu memaksa orang lain agar dapat berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan kemampuan dan keterampilan seorang pemimpin perawat dalam mempengaruhi perawat lain dibawah pengawasannya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai.
Kata kuncinya adalah kepemimpinan melekat kepada masing-masing individu, sesuai dengan tingkat kepemimpinannya. Setiap orang adalah pemimpin, minimal untuk dirinya sendiri.
Kepemimpinan sebenarnya bukanlah sesuatu yang menyenangkan, tetapi merupakan tanggung jawab sekaligus amanah yang amat berat dan harus diemban sebaik-baiknya.

B.   Fungsi Kepemimpinan Dan Tugas Pimpinan
Yaitu fungsi yang dilaksanakan oleh pemimpin di lingkungan kelompoknya agar secara operasional berhasil guna. Seorang pemimpin mempunyai dua fungsi yaitu: fungsi yang berkaitan dengan tugas dan fungsi sosial/pemeliharaan kelompok. Fungsi yang berkaitan dengan tugas dapat meliputi pemberian perintah, pemberian saran pemecahan dan menawarkan informasi serta pendapat. Sedangkan fungsi pemeliharaan kelompok/fungsi sosial meliputi semua hal yang membentuk kelompok dalam melaksanakan tugas operasinya untuk mencapai tujuan dan sasaran. Sebagai suatu misal persetujuan dengan kelompok lain, menengahi ketidaksepakatan kelompok dan sebagainya. Pemimpin yang berhasil menjalankan kedua fungsi tersebut dengan baik adalah pemimpin yang berhasil.

C.   Teori Dasar Dalam Kepemimpinan
Teori-teori yang membahas kepemimpinan dapat dirangkum dalam tiga macam yaitu :
a.       Teori Bakat
Teori bakat berusaha mengidentifikasi karakteristik pribadi dari seorang   pemimpin.
Teori ini menekankan bahwa setiap orang adalah pemimpin (pemimpin dibawa sejak lahir bukan didapatkan) dan mereka mempunyai karakteristik tertentu yang membuat mereka lebih baik dari orang lain. Teori ini disebut dengan “Great Man Theory”. Banyak penelitian tentang riwayat kehidupan Great Man Theory. Tetapi menurut teori kontemporer, kepemimpinan seseorang dapat dikembangkan bukan hanya dari pembawaan sejak lahir, dimana teori trait mengabaikan dampak atau pengaruh dari siapa yang mengasuh, situasi dan lingkungan lainnya.
Teori ini mengidentifikasi karakteristik umum tentang intelegensi, personaliti, dan kemampuan (perilaku). [13]
b.      Teori Perilaku
Teori perilaku kepemimpinan memfokuskan pada perilaku apa yang dipunyai oleh pemimpin, yang membedakan dirinya dari non-pemimpin.
Teori perilaku lebih menekankan pada apa yang dilakukan pemimpin dan bagaimana seorang manager menjalankan fungsinya. Perilaku sering dilihat sebagai suatu rentang dari sebuah perilaku otoriter ke demokratik atau fokus suatu produksi ke fokus pegawai.
Menurut Vestal (1994) teori perilaku ini dinamakan dengan gaya kepemimpinan seorang manager dalam suatu organisasi.

c.       Teori Situasi
Penelitian-penelitian terdahulu yang mencoba melihat karkteristik dan gaya kepemimpinan tidak dapat menemukan karakteristik atau gaya yang berlaku untuk semua situasi. Situasi dengan demikian memainkan peranan penting dalam efektifitas kepemimpinan.

D.  Kriteria Pemimpin
Dalam mencari sifat/kriteria kepemimpinan yang dapat diukur, para peneliti mengambil dua pendekatan yaitu :[15]
1.      Membandingkan sifat orang yang tampil sebagai pemimpin dengan orang yang tidak menjadi pemimpin.
2.      Membandingkan sifat pemimpin efektif dengan pemimpin yang tidak efektif.
Dari daftar kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin, paling sedikit ia harus mampu untuk memimpin para pegawai/bawahan untuk mencapai tujuan institusi dan harus mampu untuk menangani hubungan antarkaryawan (interpersonal relations). Pemimpin yang berkualitas harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1.      Mempunyai keinginan untuk menerima tanggung jawab
2.      Mempunyai kemampuan untuk perceptive insight atau persepsi introspektif.
3.      Mempunyai kemampuan untuk menentukan prioritas
4.      Mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi.
RL Khan mengemukakan bahwa seorang pemimpin menjalankan pekerjaanya dengan baik jika :
1.      Memberikan kepuasan terhadap kebutuhan langsung para bawahannya.
2.      Menyusun jalur pencapaian tujuan.
3.      Menghilangkan hambatan-hambatan pencapaian tujuan.
4.      Mengubah tujuan karyawan sehuingga tujuan mereka bisa berguna secara organisatoris.





E.   Peranan Pemimpin
Selanjutnya peranan seorang pemimpin sebagaimana dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut : 
1.    Sebagai pelaksana (executive).
2.    Sebagai perencana (planner).
3.    Sebagai seorangahli (expert).
4.    Sebagai mewakili kelompok dalam tindakannya ke luar (external group representative).
5.    Sebagai pengawas hubungan antar anggota-anggota kelompok (controller of internal relationship).
6.    Bertindak sebagai pemberi gambaran/pujian atau hukuman (purveyor of rewards and punishments).
7.    Bentindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mediator).
8.    Merupakan bagian dari kelompok (exemplar).
9.    Merupakan lambang dari pada kelompok (symbol of the group).
10 Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogate for individual  responsibility).
11.  Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (ideologist).
12.  Bertindak sebagai seorang ayah (father figure).
13.  Sebagai kambing hitam (scape goat).

F.    Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan
1.    Karateristik pribadi
Karakter pimpinan keperawatan sangat berpengaruh terhadap proses kepemimpinan yang dijalankannya. Berikut adalah beberapa karakter kepemimpinan keperawatan yang efektif sebagai berikut :
a.       Jujur
b.      Terbuka
c.       Terus Belajar
d.      Enterpreuner (Wira Usaha)
e.       Disiplin
f.       Intelegen



2. Kelompok yang dipimpin
Keberhasilan seorang pemimpin dalam menjalankan organisasinya dipengaruhi oleh kelompok yang dipimpinnya. Semakin besar kelompok yang dipimpin semakin sulit menjalankan kepemimpinan. Oleh karena itu, agar memudahkan proeses kepemimpinan maka perlu dilakukan pembagian tugas kepemimpinan kepada unit-unit atau tim.

3.  Situasi yang dihadapi
Beberapa situasi ruang perawatn berikut ini akan mempengaruhi proses kepemimpinan dalam pelayanan asuhan keperawatn yaitu :
a.       Kemampuan dan pengalaman aggota
b.      Peraturan dan kebijakan rumah sakit.
Dalam melaksanakan aktivitasnya bahwa pemimpin dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor tersebut sebagaimana dikemukakan oleh H. Jodeph Reitz (1981), yaitu :

1.     Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan.
2.     Harapan dan perilaku atasan.
3.     Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa gaya kepemimpinan.
4.     Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin.
5.     Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan.
6.     Harapan dan perilaku rekan.

G.  Gaya Dan Tipe Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan yaitu sikap dan tindakan yang dilakukan pemimpin dalam menghadapi bawahan. Ada dua macam gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada karyawan. 11
Gaya kepemimpinan pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995) yang menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh bawahan. Gaya kepemimpinan mewakili filsafat, ketrampilan, dan sikap pemimpin dalam politik. Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai tujuan tertentu (Heidjrachman dan Husnan, 2002:224). Sedangkan menurut Tjiptono (2001:161), gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Pendapat lain menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-kata dan tindakan-tindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain (Hersey, 2004:29).
Gaya kepemimpinan cenderung sangat bervariasi dan berbeda-beda yang dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa aspek, yaitu :
1.      Aspek Prilaku :
a.       Kepemimpinan positif
b.      Kepemimpinan negaip
2.      Aspek Kekuasan dan Wewenang :
a.       Otoriter (otokratik)
b.      Demokratis
c.       Partisipatif
d.      Bebas tindak (Laissez Faire).
Gaya kepemimpinan adalah pendekatan dan ragam seorang leader dalam memberikan arahan, implementasi rencana dan bagaimana memotivasi anak buahnya. Kurt Lewin (1939) yang memimpin sekelompok peneliti mengidentifikasi gaya kepemimpinan yang berbeda-beda.
Studi awal ini sangat berpengaruh dan telah merumuskan tiga gaya kepemimpinan utama. Menurut U. S Army Handbook, ada tiga gaya kepemimpinan utama yaitu :
1.      Otoriter atau otokratis.
2.      Partisipasi atau demokrat.
3.      Delegatif atau pemerintahan bebas.
Di lain pihak, Gilles mengemukakan ada empat gaya kepemimpinan yaitu otokratis, demokratis, partisipatif, dan laissez faire.
Selain beberapa gaya kepemimpinan di atas, ada pula beberapa gaya kepemipinan yang lain yaitu :
1.      Gaya / tipe militeristik.
2.      Gaya / tipe paternalistik.
3.      Gaya / tipe karismatik.
Selain itu, dalam buku Creative Edge, William C Miller menguraikan lima gaya kepemimpinan, yaitu :
1.      Memerintah (tell)
2.      Membujuk (sell)
3.      Berkonsultasi (consult)
4.      Meminta partisipasi (participative)
5.      Mendelegasikan (delegate).5
Blake dan Moutin (1964,1978) mengembangkan managerial grid dan sering menggunakannya dalam kepemimpinan keperawatan. Managerial grid memiliki lima gaya dasar kepemimpinan dalam sebuah kombinasi untuk kepentingan produksi dan kepentingan orang. Skala untuk setiap komponen berubah dari 1 (rendah) ke 9 (tinggi). Lima gaya kepemimpinan di gambarkan sebagai berikut :
1.        Authority-Obedience / kepatuhan
Pemimpin berasumsi bahwa sebuah kekuatan posisi didapatkan dengan mengatur kondisi pekerjaan secara efektif dan mengurangi mengintervensi bagian manusia secara minimal.
2.      Tim
Orang di komisi untuk menyelesaikan sebuah tugas, anggota kelompok saling berhubungan dan stiap orang mengambil andil umum. Hubungan kepercayaan, menghormati dan persamaan adalah keadaan dalam bekerja.
3.      Kelompok Rekreasi
Pemimpin membayar dengan penuh perhatian untuk mendapatkan anggota kelompok dan menjaga kenyamanan, suasana persahabatan dan tempo pekerjaan.
4.        Miskin dan Lemah
Pemimpin memberikan usaha minimal dalam menyelesaikan kewajiban bekerja.
5.      Organisasi Manusia (jalan Tengah)
Pemimpin menyeimbangkan perilaku yang berhubungan dengan tugas dengan cara mengatur moral dari anggota kelompok pada sebuah level yang menyenangkan / kepuasan.
Menurut Follet (1940), gaya didefinisikan sebagai hak istimewa yang tersendiri.






Menurut para ahli terdapat beberapa gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam suatu organisasi antara lain :
a.       Gaya Kepemimpinan Menurut Tannenbau Dan Warrant H. Schmitdt
Menurut kedua ahli tersebut, gaya kepemimpinan dapat dijelaskan melalui titik ekstrim yaitu kepemimpinan berfokus pada atasan dan kepemimpinan berfokus pada bawahan.
b.      Gaya Kepemimpinan Menurut Likert
Likert mengelompokkan gaya kepemimpinan dalam empat sistem yaitu :
Sistem 1, otoritatif dan eksploitif :
Manajer membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan memerintah para bawahan untuk melaksanakannya. Standar dan metode pelaksanaan juga secara kaku ditetapkan oleh manajer.
Sistem 2, otoritatif dan benevolent:
Manajer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahan kebebasan
untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut. Bawahan juga diberi berbagai fleksibilitas untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dalam batas-batas dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan.
Sistem 3, konsultatif:
Manajer menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan perintah-perintah setelah hal-hal itu didiskusikan dahulu dengan bawahan. Bawahan dapat membuat keputusan-keputusan mereka sendiri tentang cara pelaksanaan tugas. Penghargaan lebih digunakan untuk memotivasi bawahan daripada ancaman hukuman.
Sistem 4, partisipatif :
Adalah sistem yang paling ideal menurut Likert tentang cara bagaimana organisasi seharusnya berjalan. Tujuan-tujuan ditetapkan dan keputusan-keputusan kerja dibuat oleh kelompok. Bila manajer secara formal yang membuat keputusan, mereka melakukan setelah mempertimbangkan saran dan pendapat dari para anggota kelompok. Untuk memotivasi bawahan, manajer tidak hanya mempergunakan penghargaan-penghargaan ekonomis tetapi juga mencoba memberikan kepada bawahan perasaan yang dibutuhkan dan penting.
c.       Gaya Kepemimpinan Menurut Teori X Dan Teori Y
Dari teori ini, gaya kepemimpinan dibedakan menjadi empat yaitu:[22]
1.      Gaya kepemimpinan diktator
2.      Gaya kepemimpinan autokratis
3.      Gaya kepemimpinan Demokratis
4.      Gaya kepemimpinan santai.
d.      Gaya Kepemimpinan Menurut Robert House
Berdasarkan teori motivasi pengharapan, Robert House mengemukakan empat gaya kepemimpinan yaitu :
1.      Directive
2.      Supportive
3.      Participative
4.      Achievement oriented
e.       Gaya Kepemimpinan Menurut Hersey Dan Blanchard
Ciri –ciri gaya kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard meliputi :
1.      Instruksi
2.      Konsultasi
3.      Partisipasi
4.      Delegasi. 11
W.J. Redding dalam atikelnya “What Kind of Manager” menentukan watak dan tipe pemimpin atas tiga pola dasar, yaitu :
- berorientasi tugas (task orientation)
- berorientasi hubungan kerja (relationship orientation)
- berorientasi hasil yang efektif (effective orientation)
Berdasarkan penonjolan ketiga orientasi tersebut, dapat ditentukan delapan tipe kepemimpinan, yaitu : [23]

1.      Tipe deserter (pembelot)
2.      Tipe borokrat
3.      Tipe misionaris
4.      Tipe developer (pembangun)
5.      Tipe oktokrat
6.      Tipe Benevolent autocrat (otokrat yang bijak)
7.      Tipe copromis
8.      Tipe eksekutif.











DAFTAR PUSTAKA
http://www.tugasku4u.com/2013/06/makalah-kepemimpinan.html
http://www.tugasku4u.com/2013/06/makalah-kepemimpinan.html
Like the Post? Do share with your Friends.

0 komentar:

Artikel terbaru

Berita Handphone

More on this category »

Berita Internet & Web

More on this category »

Teknik Hacking

More on this category »

Berita Robot

More on this category »

Berita Pemrograman

More on this category »

Berita kamera

More on this category »