JAKARTA - Badan Regulasi
Telekomunikasi Indonesia (BRTI) tengah melakukan pengkajian beberapa
opsi mengenai penataan teknologi netral telekomunikasi frekuensi
seluler. Hasil kajian itu, nantinya akan diserahkan kepada Menteri
Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) untuk diambil keputusan.
Ketua BRTI Kalamullah Ramli, mengatakan akan ada tiga hingga empat opsi mengenai penataan telekomunikasi yang akan disodorkan ke Kemenkominfo. "Sekarang ini penataan masih dalam proses pengkajian BRTI, kami akan berikan tiga hingga empat opsi ke Menkominfo," kata Ramli di Jakarta, Rabu (21/5/2014).
Ramli mengatakan, melalui teknologi netral maka frekensi tidak dikapling-kapling menurut teknologi tertentu (CDMA atau GSM). "Operator punya kebebasan untuk menentukan sendiri teknologi yang akan digunakan apakah LTE, 3G atau atau teknologi lain," jelasnya.
Menurutnya, teknologi netral ini penting untuk dikaji, karena sudah saatnya Indonesia mengarah ke teknologi tersebut. Apalagi, teknologi tersebut bisa menolong operator telekomunikasi khususnya pengguna CDMA sehingga penerapan teknologi netral ini disambut baik oleh operator.
Hanya saja, Ramli belum bisa menjelaskan kira-kira opsi apa yang akan diajukan, karena masih dalam proses pengkajian.
Namun, dari empat opsi yang ada, satu diantaranya adalah membebaskan operator untuk memilih teknologi (apakah CDMA atau GSM) yang akan digunakan.
Hingga saat ini, BRTI sudah melakukan pemanggilan terhadap operator CDMA dan mereka mengharapkan adanya penataan frekwensi CDMA, antara lain untuk kelangsungan bisnis mereka juga.
"Sehingga keinginan kami dan kebutuhan operator ketemu," katanya. Saat ini, lanjutnya, ada operator CDMA yang ingin beralih ke GSM, namun ada yang ingin tetap bertahan.
Ketua BRTI Kalamullah Ramli, mengatakan akan ada tiga hingga empat opsi mengenai penataan telekomunikasi yang akan disodorkan ke Kemenkominfo. "Sekarang ini penataan masih dalam proses pengkajian BRTI, kami akan berikan tiga hingga empat opsi ke Menkominfo," kata Ramli di Jakarta, Rabu (21/5/2014).
Ramli mengatakan, melalui teknologi netral maka frekensi tidak dikapling-kapling menurut teknologi tertentu (CDMA atau GSM). "Operator punya kebebasan untuk menentukan sendiri teknologi yang akan digunakan apakah LTE, 3G atau atau teknologi lain," jelasnya.
Menurutnya, teknologi netral ini penting untuk dikaji, karena sudah saatnya Indonesia mengarah ke teknologi tersebut. Apalagi, teknologi tersebut bisa menolong operator telekomunikasi khususnya pengguna CDMA sehingga penerapan teknologi netral ini disambut baik oleh operator.
Hanya saja, Ramli belum bisa menjelaskan kira-kira opsi apa yang akan diajukan, karena masih dalam proses pengkajian.
Namun, dari empat opsi yang ada, satu diantaranya adalah membebaskan operator untuk memilih teknologi (apakah CDMA atau GSM) yang akan digunakan.
Hingga saat ini, BRTI sudah melakukan pemanggilan terhadap operator CDMA dan mereka mengharapkan adanya penataan frekwensi CDMA, antara lain untuk kelangsungan bisnis mereka juga.
"Sehingga keinginan kami dan kebutuhan operator ketemu," katanya. Saat ini, lanjutnya, ada operator CDMA yang ingin beralih ke GSM, namun ada yang ingin tetap bertahan.
0 komentar:
Posting Komentar