Ahmad Fauzan Sazli
FOTO : ITS
MEDAN, Kuturing - Ketertarikannya pada dunia bisnis membuat mahasiswa ini mengembangkan
inovasi produk minuman softdrink. Minuman tersebut adalah Legen alami
berbahan dasar buah siwalan.
Produk ini dikembangkan oleh tiga mahasiswa ITS, yakni Angger
Setyobudhi, Niar Kurnia, dan Irma Wulandari. Mereka menamai minuman
tersebut dengan nama Raja Legen.
Angger, pencetus ide awal mengatakan, ide awal Raj Legen diperoleh
saat ia berlibur ke kampung halamannya. Saat itu ia melihat legen yang
dijadikan minuman. Kemudian ia berfikir untuk membuka outlet Legen.
”Awalnya produk ini hanya disajikan dalam kemasan botol yang dijual
di outlet. Namun di dalam botol tersebut, terjadi fermentasi soda alami
pada legen sehingga menjadi softdrink alami,” ujar mahasiswa kelahiran
1993 ini.
Ia menjelaskan, minuman ini berbeda dengan tuak yang termsuk minuman
keras. Pembuatan minuman ini adalah dengan disterilkan dengan mesin
hasil penelitian yang mereka lakukan bersama. Sehingga legen yang telah
dimasukkan ke dalam botol bertahan sampai 30 hari dalam suhu dingin
sebelum berfermentasi menjadi tuak.
Anger mengungkapkan, bahwa softdrink buatan mereka ini ini dapat
menghilangkan dahaga, menambah daya tahan tubuh, dan melancarkan urin
untuk penderita batu ginjal.
Pada awal memulai bisnis para mahasiswa ini sempat mengalami kendala
dana. Karena kendala tersebut, kemudian mereka mengajukannya pada ajang
Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan mendapat bantuan
hibah dari Dikti. Mereka juga berhasil mendapatkan dana sebesar Rp 15
Juta dari Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) ITS dan menjadi finalis
Youth Start-up Icon Surabaya.
Tak hanya itu pada awal merintis mereka juga pernah diancam masuk
penjara. Karena produk mereka dianggap belum ada izin. Selain itu mereka
juga sering mendapat respon negatif dari mahasiswa lain.
Namun akhirnya produk Raja Legen dapat diterima masyarakat dan
bermanfaat. Termasuk membudidayakan petani legen dan memenuhi pasar
daerah Jawa.
Saat ini bisnis Raja Legen masih berupa Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM). Minuman ini telah di jual disejumlah pasar, seperti
Pasar Swalayan Sakinah, Kantin ITS, Kantin Perbanas, Kantin Unitomo,
Kantin Unair dan merambah wilayah Madura dan Jawa Tengah dengan sistem
reseller yang pada awalnya hanya supply di ITS dan Unair.
“Pasar daerah Jawa adalah cita-cita dari bisnis ini. Untuk selanjutnya, Raja Legen akan merambah wilayah Pontianak,” ungkapnya.
Minuman ini pun mendapat pujian dari pelanggan. Seperti Raka Ayuda
Rahman, salah seorang pembeli, ia mengatakan bahwa rasa Raja Legen
berbeda. “Rasanya manis dan ditambah sensasi soda saat meminumnya,”
pungkasnya.
Angger dan teman-temannya mematok mematok harga Rp 3.000 per
botolnya. Sampai saat ini mereka memperoleh omset sekitar Rp 4,5- 5 juta
setiap bulannya
0 komentar:
Posting Komentar