CALIFORNIA - Badan antariksa
Amerika Serikat, NASA. menggerakan pesawat luar angkasa buatannya ke
bagian sisi gelap bulan. Armada antariksa NASA ini meluncur dan jatuh di
kecepatan 3.600 mil per jam.
Dilansir Theverge, Minggu (20/4/2014), pada Jumat pukul 12:30AM ET waktu setempat, pesawat luar angkasa NASA terbang di ketinggian tertentu di sisi gelap bulan, kemudian jatuh. Ini merupakan bagian dari program Lunar Atmosphere and Dust Environment Explorer (LADEE) yang digagas NASA tahun lalu.
Setelah mempelajari komposisi atmosfer bulan selama beberapa bulan, pesawat luar angkasa ini akan kehabisan bahan bakar. Pihak NASA kemudian sengaja membiarkan pesawat tersebut turun di bagian sisi gelap bulan, yang jauh dari penglihatan serta jauh dari situs pendaratan bersejarah sebelumnya.
Selama enam bulan penelitian, pesawat luar angkasa ini menemukan tanda sejumlah air dalam atmosfer bulan. Namun, temuan air tersebut bukanlah satu-satunya tujuan penelitian.
NASA berharap bisa menjelaskan laporan dari astronot Apollo yang melihat adanya kilauan aurora pada cakrawala bulan, sebelum matahari terbit. Para ilmuwan berhipotesis bahwa partikel debu di atmosfer bulan yang tipis bisa memunculkan penampakan aurora tersebut.
Dilansir Theverge, Minggu (20/4/2014), pada Jumat pukul 12:30AM ET waktu setempat, pesawat luar angkasa NASA terbang di ketinggian tertentu di sisi gelap bulan, kemudian jatuh. Ini merupakan bagian dari program Lunar Atmosphere and Dust Environment Explorer (LADEE) yang digagas NASA tahun lalu.
Setelah mempelajari komposisi atmosfer bulan selama beberapa bulan, pesawat luar angkasa ini akan kehabisan bahan bakar. Pihak NASA kemudian sengaja membiarkan pesawat tersebut turun di bagian sisi gelap bulan, yang jauh dari penglihatan serta jauh dari situs pendaratan bersejarah sebelumnya.
Selama enam bulan penelitian, pesawat luar angkasa ini menemukan tanda sejumlah air dalam atmosfer bulan. Namun, temuan air tersebut bukanlah satu-satunya tujuan penelitian.
NASA berharap bisa menjelaskan laporan dari astronot Apollo yang melihat adanya kilauan aurora pada cakrawala bulan, sebelum matahari terbit. Para ilmuwan berhipotesis bahwa partikel debu di atmosfer bulan yang tipis bisa memunculkan penampakan aurora tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar