Ponsel pintar dengan berbagai aplikasi canggih itu berawal dari seorang
pria pecinta robot, perusahaan ponsel yang salah pilih, dan perusahaan
raksasa teknologi yang membeli perusahaan rintisan kecil yang pernah
ditertawakan idenya.
Semua ini bermula dari sosok bernama Andy Rubin, sang kreator sistem operasi Android yang kini digunakan lebih dari setengah pengguna ponsel dunia. Ia yang tergila-gila dengan dunia teknologi, mengembangkan berbagai sistem operasi tiada henti. Mendirikan perusahaan kecil yang berkali-kali gagal tak menjadi lebih besar.
Pada awalnya Andy yang pernah bekerja sebagai teknisi di perusahaan optic Carl Zeiss berniat membuat sistem operasi untuk kamera digital. Namun Andy mengubah pikirannya dan memilih mengerjakan sistem operasi untuk perangkat mobile. Oktober 2003, Andy Rubin mulai mengerjakan proyek Android, namun belum sampai satu tahun, ia dan timnya mulai kehabisan uang.
Beberapa orang mulai meminjam uang untuk mendanai proyek tersebut, tapi tentu saja tak cukup. Karena proyek tersebut tak memiliki sebuah perusahaan yang menaungi dan mendanainya.
Dengan tim beranggotakan delapan orang, termasuk Andy, tim Android terbang ke Seoul, Korea Selatan, untuk bertemu dengan jajaran direksi salah satu perusahaan pembuat ponsel terbesar kala itu; Samsung. Namun perusahaan yang merilis ponsel seri Galaxy tersebut malah menertawakan Andy beserta timnya.
“Anda dan pasukan Anda itu beramai-ramai melakukan perjalanan jauh dan membuat ini? Anda memiliki tim tujuh orang. Apa Anda sedang mabuk?’ begitu kira-kira apa yang mereka katakan. Mereka menertawakan kami di ruangan tersebut. Ini terjadi dua minggu sebelum Google mengakuisisi kami,” kata Andy Rubin menceritakan, seperti dilansir dari PhoneArena, Rabu (6/5/2014).
Hingga akhirnya pada 2005, Andy bertemu dengan Larry Page, CEO Google, dan langsung mempresentasikan proyek Android. Tentu saja Google tertarik. Perusahaan raksasa itu tak hanya memberikan uang, tapi juga mengakuisisi perusahaan yang dirintis oleh Andy Rubin dengan seharga USD50 juta atau setara Rp577 miliar.
Nilai yang kecil ketimbang apa yang dibayar Facebook pada WhatsApp dengan mahar USD19 miliar atau sekira Rp223 triliun. Larry Page merasa sangat beruntung Andy Rubin lebih memilih mendatangi Google, karena ia khawatir kreator Android itu memilih Microsoft.
“Kami mengakuisisi Android karena orang-orangnya yang berbakat dan teknologi luar biasa,” begitu kata juru bicara Google memandang Android.
Semua ini bermula dari sosok bernama Andy Rubin, sang kreator sistem operasi Android yang kini digunakan lebih dari setengah pengguna ponsel dunia. Ia yang tergila-gila dengan dunia teknologi, mengembangkan berbagai sistem operasi tiada henti. Mendirikan perusahaan kecil yang berkali-kali gagal tak menjadi lebih besar.
Pada awalnya Andy yang pernah bekerja sebagai teknisi di perusahaan optic Carl Zeiss berniat membuat sistem operasi untuk kamera digital. Namun Andy mengubah pikirannya dan memilih mengerjakan sistem operasi untuk perangkat mobile. Oktober 2003, Andy Rubin mulai mengerjakan proyek Android, namun belum sampai satu tahun, ia dan timnya mulai kehabisan uang.
Beberapa orang mulai meminjam uang untuk mendanai proyek tersebut, tapi tentu saja tak cukup. Karena proyek tersebut tak memiliki sebuah perusahaan yang menaungi dan mendanainya.
Dengan tim beranggotakan delapan orang, termasuk Andy, tim Android terbang ke Seoul, Korea Selatan, untuk bertemu dengan jajaran direksi salah satu perusahaan pembuat ponsel terbesar kala itu; Samsung. Namun perusahaan yang merilis ponsel seri Galaxy tersebut malah menertawakan Andy beserta timnya.
“Anda dan pasukan Anda itu beramai-ramai melakukan perjalanan jauh dan membuat ini? Anda memiliki tim tujuh orang. Apa Anda sedang mabuk?’ begitu kira-kira apa yang mereka katakan. Mereka menertawakan kami di ruangan tersebut. Ini terjadi dua minggu sebelum Google mengakuisisi kami,” kata Andy Rubin menceritakan, seperti dilansir dari PhoneArena, Rabu (6/5/2014).
Hingga akhirnya pada 2005, Andy bertemu dengan Larry Page, CEO Google, dan langsung mempresentasikan proyek Android. Tentu saja Google tertarik. Perusahaan raksasa itu tak hanya memberikan uang, tapi juga mengakuisisi perusahaan yang dirintis oleh Andy Rubin dengan seharga USD50 juta atau setara Rp577 miliar.
Nilai yang kecil ketimbang apa yang dibayar Facebook pada WhatsApp dengan mahar USD19 miliar atau sekira Rp223 triliun. Larry Page merasa sangat beruntung Andy Rubin lebih memilih mendatangi Google, karena ia khawatir kreator Android itu memilih Microsoft.
“Kami mengakuisisi Android karena orang-orangnya yang berbakat dan teknologi luar biasa,” begitu kata juru bicara Google memandang Android.
0 komentar:
Posting Komentar