Kritik ada dua macam, ada yang membangun, ada juga yang
menghancurkan. Waktu kita baru belajar foto, kritik penting, sehingga
kita bisa belajar dan maju. Tapi kritik juga bisa menghancurkan.
Seringkali pemberi kritik juga bingung, apa yang harus diberikan.
Maka dari itu kita perlu melakuan beberapa pekerjaan rumah:
- Kita perlu tau apa yang kita ingin capai
- Kita perlu tau latar belakang pemberi kritik (kritikus), keahlian, aliran yang dianut dsb.
- Kita perlu mempersiapkan foto-foto yang ingin di kritik
- Kita perlu mendengarkan kritik dengan pikiran yang terbuka
- Kita perlu belajar dari kritik tersebut dan memperbaiki kesalahan kita
Bila kita suka foto potret fashion, maka meminta pendapat dari
wartawan foto (fotojurnalis) tentunya kurang tepat. Fotografer fashion
mementingkan keindahan, sedangkan fotojurnalis mementingkan otentisitas.
Bila Anda hobi foto fashion tapi meminta kritik dari seorang
fotojurnalis, foto Anda akan disebut tidak alami dan dibuat-buat.
Sebaliknya bila Anda suka fotojurnalisme, fashion fotografer akan
mengatakan foto Anda seperti foto asal jepret.
Posting foto kita di flickr, facebook, dengan tujuan untuk
mendapatkan kritik juga kurang tepat karena khalayak umum tidak tau
menahu tentang jenis foto atau teknik yang Anda geluti. Seringkali saya
malah geli melihat sesama kritikus malah berdebat kusir. Maka dari itu,
manfaatkan situs jejaring sosial untuk mendapatkan teman, tapi bukan
untuk mendapatkan kritik. Untuk mendapatkan kritik yang membangun, kita
perlu persiapkan diri dan mencari kritikus yang sesuai.
0 komentar:
Posting Komentar